Penjelasan (tambahan) bahwa Al Quran diturunkan di (satu malam) bulan Ramadan, baru diperoleh 12 tahun kemudian, di bulan Syaban tahun 2 Hijriyah (622 M), di ayat 186 Surah Albaqarah.
Kapan tanggal persisnya; ulama mulai berbeda pendapat.
Ada yang menyebut sepanjang malam Ramadan. Namun termasyhur disebut pada 5 malam ganjil (witr) 10 hari terakhir (selama ada) bulan Ramadan.
Istilah Lailatul Qadr kemudian ditakwilkan untuk malam-malam kemuliaan pesan dan perintah Alquran turun berangsur-angsur ke bumi manusia.
Sementara lailatul mubarakah ditakwilkan untuk malam diturunkannya Al Quran secara utuh dari Ars, lalu Sidratul Muntaha, dan lalu bersemayam di langit terdekat di Bumi, sesuai konteks persoalan yang dihadapi Rasulullah Muhammad di Bumi Mekkah dan Madinah.
Tentang kenapa umat Muslim diminta mengejar lailatul qadr itu hanya karena momen ini hanya di bulan ke-9 sepanjang tahun, dan tak adanya jaminan pasti, bahwa kita akan bertemu Ramadan tahun berikutnya.
Lagian, -mau itu lailatul qadr atau lailatul mubarakah-, keduanya persoalan ghaib dan hanya Allah yang tahu.
Sudahlah kita perbanyak ibadah saja agar mendapat pengampunan dari dosa-dosa kita terdahulu.
قال رسول الله ﷺ (من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدّم من ذنبه) .
Jadi kita tak hanya mengejar momen, namun janji pahala berlipat ganda setara 1000 bulan (83 tahun) di 30 hari bulan penuh kemuliaan dan keberkahan itu.
Wallahu a'lam bi shawab.(*)
Mariso, 23 Ramadan 1442 H/6 Mei 2021