Tribun Wiki

TRIBUN WIKI: Profil Unanda Palopo, Universitas Pertama di Tana Luwu, Lengkap 7 Fakultas dan 10 Prodi

Penulis: Hamdan Soeharto
Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo

Andi Djemma dilahirkan pada tanggal 15 Januari 1901 di Palopo ibu kota Kerajaan Kedatuan Luwu.

Ada beberapa fakta sejarah danbukti-bukti kejohanan dan sikap demokratik yang dimiliki oleh Andi Djemma antara lain.

Dua hari setelah beliau mengetahui telah diproklamasikannnya kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 yakni tepatnya tanggal 19 Agustus 1945 Andi Djemma memerintahkan kepada seluruh rakyat di Palopo dan sekitarnya untuk menaikkan bendera merah putih.

Setelah tentara Australia tiba di Palopo bersama denga KNIL, beberapa orang perwira tentara Australia disertai Assistet Resident Van Vonk mendatangi istana dan memerintahkan Andi Djemma untuk menurunkan bendera merah putih yang sedang berkibar di depan Istana Kerajaan Luwu dan menggantinya dengan bendera Belanda.

Dengan tenang dan tegas Andi Djemma menyatakan kepada mereka bahwa "Kalau bendera merah putih saya turunkan dan menaikkan bendera Belanda maka rakyat Luwu akan menembak saya. Sebaliknya kalau saya tetap menolak untuk menurunkan bendera merah putih dan menggatinya dengan bendera Belanda, maka tuan-tuan akan menembak saya. Dari pada rakyat yang menembak saya maka lebih baik saya persilahkan tuan-tuan menembak saya."

Hal itu membuktikan keberanian dan ketegasan tokoh Datu Luwu yang sekaligus pejuang kemerdekaan Republik Indonesia Andi Djemma sebagai seorang Demokrat yang taat pada kehendak rakyat Luwu untuk merdeka.

Pada tanggal 21 Januari 1946 Andi Djemma bersama dengan KH Muh Ramly yang mewakili umat Islam dan M Yusuf Arief mewaklll para pemuda pejuang mengultimatum pasukan Australia agar dalam waktu 2x24 jam, melarang pasukan KNIL berkeliaran dl Kota Palopo dan segera masuk ke tangsinya.

Bila tidak maka keamanan Kota Palopo diluar tanggung jawab pemerintah dan pemuda Republlk Indonesia.

Ultimatum tersebut dikeluarkan karena sebelumnya yaitu pada tanggal 21 Januari, pasukan KNIL telah menggeledah rumah Opu Gawe, seorang tokoh bangsawan tinggi.

Oleh karena tidak menemukan senjata, maka pasukan KNIL memasuki Mesjid Bua dengan sepatu laras serta menginjak-injak Al Qur’an serta mengobrak-abrik semua sudut-sudut serta loteng masjid.

Penjaga masjid yang menegur pasukan knil supaya jangan menginjak Al Qur’an dipukuli sehingga mulutnya berdarah.

Oleh karena tentara knil tidak mengindahkan ultimatum tersebut maka Andi Djemma yang memegang komando tertinggi pasukan Luwu yang telah terbentuk dengan pimpinan M Yusuf Arief, Andi Tenriadjeng dan M Landau Daeng Mabbate, untuk menyerang pasukan knil pada tanggal 23 Januari 1946 pukul 03.00 subuh ketika batas waktu yang ditetapkan dalam ultimatum telah habis.

Walaupun pasukan Luwu tidak dilengkapi dengan senjata api seimbang dengan kekuatan pasukan knil, pasukan Luwu dengan semangat berkobar-kobar tetap bertempur.

Diperkirakan bahwa pasukan Australia telah membantu pasukan knil yang terdesak.

Perkiraan itu berdasarkan fakta bahwa tembakan terhadap Istana Datu Luwu berasal dari arah markas pasukan Australia.

Halaman
1234

Berita Terkini