Awalnya ia mengaku tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya saat akan bertugas, tapi karena ia merasa terpanggil, maka ia pun bersedia mengajukan diri sebagai relawan.
Dirinya pun hanya bisa pasrah kepada Tuhan, karena menurutnya pekerjaan sebagai dokter adalah tanggung jawab kemanusiaan.
"Awalnya saya yang minta ditugaskan karena merasa terpanggil. Di surat tugas ketiga saya itu, saya sebenarnya sudah mau pulang. Tapi saya tidak mau langgar sumpah saya sebagai dokter, tetap saya lanjutkan," bebernya
Ia juga mengaku kecewa karena selama hampir 6 pekan bertugas, insentif yang dijanjikan dari Dinkes, belum ia terima. Bahkan saat ia meminta, dirinya hanya diminta bersabar.
"Mungkin saya bisa terima hal itu, tapi istri di rumah bagaimana. Sudah sering dia pertanyakan, saya hanya bisa jawab, sabar. Karena itu juga yang disampaikan ke saya. Tapi kan sabar ini tidak bisa dipakai beli susu kan," ucapanya sambil tertawa.
Laporan Tribunmaros.com, M Ikhsan