"Yang nomor empat sama lima itu kelas 2 SD, tapi sudah berhenti," katanya.
Baca: BPOM Mamuju Edukasi Millenial Bahaya Kosmetik Ilegal
Sebelum menumpang hidup di Jl Sulawesi, Amir sempat memiliki tempat tinggal di Jl Andi Macca Amirullah.
Namun, kondisi rumahnya reot dan tak memungkinkam lagi untuk ditempati.
Keinginan untuk memperbaikinya cuma sekadar keinginan, mengingat tak ada biaya untuk itu. Makan saja susah.
Baca: UMK Makassar Naik atau Turun di 2020? Ini Respon Kadisnaker
Menyikapi hal tersebut, Mediator Anak Yatim dan Kaum Dhuafa At-taubah, Muhammad Akbar Gunawan pun menyarankan agar Ina mendaftarkan dirinya untuk mendapatkan sedekah bulanan dari Masjid At-taubah Pasar Sentral Sengkang.
"Insya Allah, kita akan bantu setiap bulannya," katanya.
Baca: Belum Teken NPND, KPU Pangkep dan Selayar Kembali Dipanggil Mendagri
Guru Nining Suryani Hidup dalam Kemiskinan, Gaji Hanya Rp 350 Ribu dan Tinggal di WC
Guru Nining Suryani hidup dalam kemiskinan, gaji hanya Rp 350 ribu dan tinggal di WC.
Inilah potret buruknya tingkat kejahteraan guru honorer di Tanah Air.
Gaji jauh dari cukup dan kehidupan pun memiriskan.
Namun, itu tak mengurangi semangatnya untuk mengabdi.
Sudah dua tahun, Nining Suryani (44) dan keluarganya tinggal di WC sekolah tempatnya mengabdi.
Guru honorer di SDN Karyabuana 3, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, itu terpaksa memutuskan tinggal di WC sekolah karena tidak punya rumah.
WC tersebut berada di lingkungan sekolah dan sehari-hari masih dipakai oleh guru dan siswa.
Oleh Nining dan suaminya, Ebi Suhaebi (46), sebagian WC tersebut lalu dimodifikasi.
Mereka lalu menambah ruangan lain di sebelahnya untuk kamar dan tempatnya berjualan jajanan sekolah.