Pantauan TribunPangkep.com dengan cekatan para napi Narkoba itu membuat kerajinan tangan yang bernilai jual.
Baca: Operator Eskavator Tertimbun di Lokasi Tambang Desa Mangilu Pangkep, 4 Jam Baru Ditemukan
Baca: Puluhan Warga Pangkep Berebutan Tabung Gas Elpiji 3 Kg di Pangkalan
Baca: Napi Joget India Bareng Bupati Pangkep di HUT ke-74 RI, Lihat Penampilannya
Salah seorang narapidana narkoba yang mahir membuat kerajinan tangan unik dan bernilai jual itu adalah Jony.
Jony mengajari teman-temannya membuat kerajinan tangan tersebut.
Kemahirannya membuat kerajinan ini dia dapatkan ketika menjalani masa tahanan di Polmas beberapa tahun lalu.
"Saya juga pernah ditahan di Polmas, jadi sewaktu ditahan kita diajari bikin kerajinan ini. Terus sekarang saya ditahan lagi di Pangkep, jadi aktivitasnya mengajari teman-teman narkoba lainnya," ungkapnya.
Jony mengaku persiapan membuat satu kerajinan tangan tersebut dimulai dari satu jam hingga dua hari bisa rampung perbuahnya.
Semuanya, kata Jony tergantung dari tingkat kesulitan pembuatannya.
Persiapan awalnya, kata Jony sapu lidi yang benar-benar kering tersebut dijahit bersama bilah bambu dan beberapa tali.
Sediakan jarum dan pisau cutter untuk membuat rangka awalnya.
Jony mengaku, kerajinan ini sudah dibuatkan sejak Januari 2018 lalu bersama teman-teman napi narkoba lainnya.
Kepala Rutan Kelas II B Pangkep, Ashari menambahkan, kegiatan para narapidana ini memang diarahkan ke yang positif selama ditahan.
"Ini untuk bekal mereka, setelah keluar dari sini mereka bisa lakukan hal-hal positif. Tidak lagi mencoba narkoba, karena dengan membuat kerajinan tangan seperti ini kemudian menjualnya, itu bisa membantu perekonomian mereka," jelasnya.
Beragam kerajinan tangan yang mereka buat dan jual dengan harga sesuai kualitas tentunya.
Penutup nasi Rp 135 ribu, penutup bosara Rp 65 ribu, keranjang pakaian Rp 135 ribu, sapu lidi halaman rumah Rp 25 ribu, sapu lidi kamar Rp 15 ribu dan tempat buah Rp 75 ribu hingga Rp 80 ribu.
Ada juga lemari yang dibuat dari triplek mulai dari Rp 1 juta.