TRIBUNPANGKEP.COM, PANGKEP – Musyawarah Cabang (Muscab) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Pangkep mengalami deadlock.
Muhammad Nur Khalik terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Tanfidziyah NU Pangkep.
Melalui proses alot, Nur Khalik lolos jadi calon ketua tanfidziyah tunggal. Calon lainnya gugur karena hanya meraih 3 suara.
Walhasil, Nur Khalik dinyatakan akamasi dipilih oleh pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC).
Tapi setelah dipertimbangkan, Rais Syuriyah NU Pangkep, KH Abdul Rahman K Lc MM, menolak memberikan persetujuan.
Baca juga: Lakpesdam NU Sulsel Desak Pemprov dan Pemkab Serius Atasi Masalah Perberasan
“Sebagai Rais Syuriyah terpilih, saya diberi kewenangan penuh memakai atribut NU di Pangkep dan melanjutkan proses pemilihan,” kata alumnus DDI Mangkoso itu, Senin (28/7/2025).
Penolakan itu membuat proses pemilihan macet.
Muscab digelar dua hari di Rujab Bupati Pangkep, Sabtu-Minggu (26–27/7/2025).
Rahman K yang juga alumnus Universitas Al Azhar Kairo Mesir dan alumnus Pasca-Sarjana Manajemen UMI, Rais Syuriyah terpaksa gunakan hak veto untuk menyelamatkan NU Pangkep.
Menurutnya, Ketua Tanfidziyah terpilih tidak berdomisili di Pangkep.
“Dia tinggal di Makassar, tidak berproses di NU Pangkep,” kata Rahman K.
Pimpinan Ponpes DDI Arrahman Galla Raya itu menolak menyebut nama calon lain, tapi menilai masih ada tokoh lebih pantas.
“Dengan hak veto itu, saya menganggap dia tidak layak,” tegasnya.
Ketua Tanfidziyah NU Pangkep 2020–2025, Muhammad Basir Bahar mengatakan, Rais Syuriyah tidak menyetujui Nur Khalik jadi Ketua Tanfidziyah NU Pangkep.
“Regulasi kami jelas. Ketua Tanfidziyah harus disetujui Rais Syuriyah,” ujar Basir Bahar yang juga staf Kemenag Pangkep.