TRIBUNWIKI: Ini Sosok Ipar Jenderal M Jusuf yang Nyatakan Soekarno Tak Terlibat G30S

Penulis: Desi Triana Aswan
Editor: Syamsul Bahri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan kapten tim nasional Indonesia dan Ketua Umum PSSI, Maulwi Saelan.

Maulwi Saelan berjibaku menahan gempuran Igor Netto, Sergei Salnikov, dan Boris Tatushin. Skor 0-0 bertahan hingga akhir pertandingan.

Meninggal Dunia

Maulwi wafat Senin malam (10/10/2016).

Dari informasi yang diperoleh, almarhum wafat di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta.

Maulwi Saelan, selain mantan Ketua Umum PSSI, juga mantan kiper PSM Makassar era tahun 1950-an dan jiga timnas Indonesia.

Ia satu angkatan dengan legenda PSM, Ramang saat perkuat tim berjuluk Ayam Jantan dari Timur itu di era 50-an.

Data Diri:

Nama: Maulwi Saelan

Lahir: 8 Agustus 1926

Tempat Lahir: Makassar, Sulawesi Selatan, Hindia Belanda

Meninggal dunia: 10 Oktober 2016 (umur 90)

Makam: Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Alma mater: Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Terbuka (1992)

Riwayat jabatan :

Anggota Laskar Pemberontak Republik Indonesia Sulawesi (LAPRIS) (1945-1946).
Kepala Staf Pasukan Harimau Indonesia pada LAPRIS (1946-1947).
Kepala Seksi II TRI Divisi Hasanuddin (1947).
Komandan Pengamanan Daerah Brigade XVI / Kesatuan Commando Kawi Selatan (1947-1949).
Perwira Operasi TNI Resimen Hasanuddin (1947-1948).
Perwira Operasi Brigade XVI dan Komandan Tentara Pelajar Sulawesi (1948-1949).
Perwira Polisi Militer pada Komisi Militer Teritorial Indonesia Timur (1949-1951).
Komandan Detasemen CPM III/7, Bandung, Jawa Barat (1951-1952).
Komandan Detasemen CPM III/4, Purwakarta, Jawa Barat (1952-1953).
Komandan Detasemen CPM VII/4, Makassar, Sulawesi Selatan (1953-1954).
Wakil Komandan Batalyon CPM T&T VII / Wirabuana (1954-1962).
Komandan Yon Pomad Para, Korra I / Tjaduad kemudian menjadi Kostrad (1962).
Kepala Staf Resimen Tjakrabirawa (1962-1964).
Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa (1964-1966).
Ajudan Presiden R.I Ir.H. Soekarno (1966-1967).
Memperoleh Hak Pensiun di Tahun 1974.

Kepangkatan

Kapten (1946-1948).
Letnan Satu (1948-1954) Mengalami penurunan pangkat karena adanya kebijakan Re-Ra TNI.
Kapten (1954-1962).
Mayor (1962).
Letnan Kolonel (1962-1964).
Kolonel (1964-1974).
Pensiun (1974).

Sumber berita:L https://www.tribunnewswiki.com/amp/2019/09/25/kisah-mauwi-saelan-ipar-jenderal-m-jusuf-yang-tegas-nyatakan-soekarno-tak-terlibat-g30s?page=all

Laporan Wartawan TribunPangkep.com, @munjidirgaghazali.

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

BMKG Memprediksi Cuaca Cerah Berawan di Bone

Mahfud MD Bocorkan Isi Pembicaraan dengan Moeldoko Sampai Tanggapi Pasal Kontroversial RKUHP

Lowongan Kerja SMA SMK D3 S1 - 5 Perusahaan BUMN Cari Karyawan, Gaji di Atas UMK, Begini Cara Daftar

Setelah Dandhy Laksono, Giliran Musisi Banda Neira yang juga Jurnalis Ananda Badudu Ditangkap Polisi

Mahasiswa Kendari Tewas Saat Demo, PMII dan GUSDURian Tahlilan di Mapolres Palopo

Berita Terkini