Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahasiswa Kendari Tewas Saat Demo, PMII dan GUSDURian Tahlilan di Mapolres Palopo

Ketua Cabang PMII Palopo, Muh Satrio meminta kepada aparat kepolisian untuk berhenti melakukan tindakan kekerasan terhadap mahasiswa.

Penulis: Hamdan Soeharto | Editor: Syamsul Bahri
hamdan/tribunpalopo.com
Puluhan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) beserta Alumni dan pengurus GUSDURian Kota Palopo gelar Tahlilan di depan Mapolres Palopo, Jl Opu To Sappaile, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Jumat (27/9/2019) dini hari. 

TRIBUNPALOPO.COM, WARA - Puluhan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) beserta Alumni dan pengurus GUSDURian Kota Palopo gelar Tahlilan di depan Mapolres Palopo, Jl Opu To Sappaile, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Jumat (27/9/2019) dini hari.

Itu dilakukan sebagai rasa duka atas meninggalnya salah seorang mahasiswa di Kendari saat melakukan aksi unjukrasa.

Siang Ini Mamasa Diprediksi Hujan Ringan, Malam Hujan Lokal, Simak Informasi Cuacanya

Siang Hari Ini Cuaca Jeneponto Cerah Berawan Suhu Berkisar 33 Derajat Celsius

Hari Ini Sebagian Wilayah di Kabupaten Wajo Diperkirakan Hujan Lokal

5 Fakta & Kronologi Mahasiswa UHO Kendari Tewas Luka di Dada Kanan Serta Bantahan Istana & Polisi

Kabar Buruk dari Bu Dosen OL Seusai Grebek Suami Sekaligus Bos Perusahaan Berzina dengan SPG

 

PMII Kota Palopo juga mengingatkan kepada pihak kepolisian untuk bersikap tenang dalam menghadapi situasi apapun.

Ketua Cabang PMII Palopo, Muh Satrio meminta kepada aparat kepolisian untuk berhenti melakukan tindakan kekerasan terhadap mahasiswa.

"Ini sangat disayangkan terjadi, kami ingin aparat keamanan stop melakukan tindak kekerasan kepada mahasiswa agar tidak ada lagi korban yang jatuh, saat unjukrasa," tegasnya.

Lanjut Rio, apa yang terjadi di kendari, Sulawesi Tenggara, sangat melukai hati seluruh mahasiswa se - Indonesia, khususnya seluruh kader PMII.

"Tentu peristiwa gugurnya beberapa teman-teman seperjuangan akibat tindakan refresif kepolisian sangat menyakiti kita semua, seolah bangsa ini gagal dalam menyatukan makna demokrasi dari masyarakat kepada pemerintahan kita,"

Mantan ketua cabang PMII Kota Palopo, mewakili Alumni PMII, Ridwan mengatakan, pihaknya mengecam tindakan represif pihak kepolisian terhadap mahasiswa serta meminta pertanggungjawaban dan mengusut tuntas pelaku penembakan.

“Seharusnya pihak kepolisian sebagai pengayom dan pelindung rakyat, itu berada di depan rakyat untuk melindungi bukan malah menembaki atau membunuh rakyatnya, pihak kepolisian harus bertanggung jawab dan mengusut tuntas pelaku penembakan kepada mahasiswa serta mencopot Kapolda sulawesi tenggara di copot dari jabatannya," tandasnya.

Puluhan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) beserta Alumni dan pengurus GUSDURian Kota Palopo gelar Tahlilan di depan Mapolres Palopo, Jl Opu To Sappaile, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Jumat (27/9/2019) dini hari.
Puluhan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) beserta Alumni dan pengurus GUSDURian Kota Palopo gelar Tahlilan di depan Mapolres Palopo, Jl Opu To Sappaile, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Jumat (27/9/2019) dini hari. (hamdan/tribunpalopo.com)

Hal senada juga diungkapkan Koordinator GUSDURian Kota Palopo, Effendi Abdurrahman Wahid saat memimpin Tahlilan serta Shalawatan.

"Pikiran dengan visi progresif wajib dimiliki para pemimpin. Tak cukup hanya dengan nalar Trias-politika. Republik ini tak boleh terus membusuk dalam kebodohan. Negara dan pemimpin jangan sewenang-wenang. Berhenti tembaki rakyat sendiri. Banyak cara lain bisa dipakai hadapi perbedaan sikap. Seburuk apapun situasi, saling membunuh bukanlah jalan keluar," tegasnya.

Dirinya, meminta kepada pihak kepolisian untuk tidak lagi melakukan tindakan refresif setiap melakukan pengamanan aksi.

“Apapun aksi dan gerakan besok saya meminta kepada pihak kepolisian agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan,” terangnya

Tidak hanya menggelar tahlilan dan doa bersama, PMII serta Gusdurian juga menyanyikan lagu kebangsaan dan shalawatan untuk kedamaian negeri sambil membakar lilin.

Diketahui, Randi merupakan salah satu Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara yang tewas saat melakukan unjukrasa, Randi tewas terkena tembakan di dada kanan.

Laporan Wartawan TribunPalopo.Com, @hamdansoeharto_

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved