Ini Wajah Bos Pabrik Korek Api yang Terbakar hingga Tewaskan 30 Pekerjanya, Alasan Jadi Tersangka

Editor: Waode Nurmin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kebakaran Pabrik Korek Api Tewaskan 30 Orang, Begini Nasib Pemilik Usaha Kini

"Usaha yang dilakukan Burhan tidak hanya di TKP saja.

Usaha mereka berdua juga beroperasi di lokasi lain, di Kabupaten Langkat. Kami cek izinnya di beberapa tempat.

Di Binjai ada dua dan satu di Langkat. Kami sudah cek, izinnya enggak ada di sini," pungkasnya

Menurut warga setempat, seluruh pekerjanya masuk melalui pintu belakang yang menjadi akses satu-satunya jalan keluar masuk.

Setiap bekerja, biasanya mereka menghabiskan waktu sejak pagi hingga sore di dalam rumah dan tidak bebas yang bisa masuk.

Dikatakan warga, alasan pintu depan ditutup kabarnya supaya kegiatan pekerja di dalam rumah tersebut tidak diketahui pihak luar.

Sebab, pabrik mancis tersebut diduga belum memiliki izin karena hanya bersifat home industri.

Pekerja merakit mancis secara borongan.

Baca: 5 Fakta Kebakaran Pabrik Korek Api di Binjai, 30 Tewas Terpanggang Termasuk Anak-anak, Kronologis

Baca: Detik-detik Kebakaran di Pabrik Korek Api Tewaskan 30 Orang, Ternyata Awal Sumber Percikan Api

Baca: Kesaksian Warga Sekitar Pabrik Korek Api Terbakar: Awalnya Terdengar Menjerit Lalu Hilang Suaranya

Di mana setiap bahan (mancis) masuk, para pekerja yang semuanya adalah wanita langsung berdatangan untuk mengambil orderan merakit mancis hingga proses pengepakan.

Satu unit rumah yang dijadikan pabrik rumahan merakit mancis yang berlokasi di Jalan T Amir Hamzah, Dusun IV Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Langkat, ludes dilahap si jago merah, Jum'at (21/6) sekitar pukul 12.05 hingga 13.00 WIB.

30 orang meregang nyawa terpanggang meninggal dunia.

Mereka tidak bisa menyelamatkan diri karena akses keluar satu-satunya menjadi titik api paling besar, dan disebut sebagai titik muasal api pertama kali, sehingga mereka terjebak di dalam satu kamar.

Berikut 30 nama-nama korban kebakaran pabrik perakitan mancis, yaitu:

  1. Nurhayati warga Desa Selayang Mancang
  2. Yunita Sari warga Sambirejo Gang Mirat
  3. Pinja (anak Yunita Sari)
  4. Sasa (anak Yunita Sari)
  5. Suci/Aseh warga Kwala Begumit
  6. Mia warga Sambirejo Dusun I
  7. Ayu warga Perdamaian
  8. Desi / Ismi warga Sambirejo IV
  9. Juna (anak Desi) warga Sambirejo IV
  10. Bisma (anak Desi) warga Sambirejo IV
  11. Dhijah warga Sambirejo II
  12. Maya warga Sambirejo IV
  13. Rani warga Perdamaian
  14. Alfiah warga Perdamaian
  15. Rina warga Sambirejo IV (Pendatang)
  16. Amini Sambirejo II
  17. Kiki warga Kwala Begumit Kampung Baru
  18. Priska warga Sambirejo II
  19. Yuni (Mak Putri) warga Sambirejo IV
  20. Sawitri warga Sambirejo II
  21. Fitri warga Sambirejo I
  22. Sifah (anak Fitri) warga Sambirejo I
  23. Wiwik warga Sambirejo IX
  24. Rita warga Sambirejo II
  25. Rizki (Pendatang) warga Sambirejo II
  26. Imar warga Sambirejo VII
  27. Lia (mandor) warga Kwala Begumit
  28. Yanti warga Kwala Begumit Kampung Baru
  29. Sri Ramadhani warga Sei Remban
  30. Samiati warga Kwala Begumit I
Suasana di lokasi kebakaran pabrik mancis di Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Sumatera Utara, Jumat (21/6/2019).TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI (Tribun Medan/Riski Cahyadi)
 KARDIMAN KEHILANGAN PUTRI DAN DUA CUCUNYA
Nafas terasa sesak, tidak menyangka akan kehilangan dua cucunya beserta menantunya, itulah gambaran yang dirasakan Kardiman (64) warga Jalan Tengku Amir Hamzah Dusun IV, Gang Mirat yang merupakan bapak dari lakik Yunita Sari.

Pasalnya, pria yang berkulit sawo matang dan bertubuh besar ini, harus mengikhlaskan kepergian tiga anggota keluarganya sekaligus.

Yunita beserta dua putrinya Pinja (9) dan Sasa (3) menjadi korban kebakaran di pabrik mancis yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Kardiman menuturkan, sebelum peristiwa nahas tersebut, dirinya tidak ada firasat sedikitpun.
Kardiman saat ditemui di kediaman Yunita, Jumat (21/5/2019) malam. Dua cucu dan menantunya menjadi korban kebakaran pabrik mancis. (TRIBUN MEDAN/M FADLI TARADIFA)

"Kalau firasat tidak ada. Namun sebelum pergi, Pinja meminta tolong kepada saya untuk membetulkan rantai sepedanya yang lepas.

Entah kenapa saya malas sekali, biasanya tidak pernah.

Halaman
1234

Berita Terkini