Gak berapa lama ia ke belakang dengan mendorong sepedanya.
Entah siapa yang membantunya untuk membetulkan rantainya. Lalu ia pergi," ucap pria berkepala plontos ini.
Kediaman Yunita terlihat diramaikan sanak saudaranya.
Kursi-kursi bahkan tikar telah terbentang di dalam rumahnya.
Kardiman menjelaskan bahwa saat kejadian, dirinya melihat gumpalan asap tebal berwarna hitam.
"Aku lagi di samping. Ada asap. Curiga, saya coba ke sana. Ya Allah, api sudah membakar rumah tersebut. Aku lemas, dan memutuskan untuk kembali ke rumah. Nafas terasa sesak," ungkapnya, Jumat (21/6/2019) malam.
Informasi yang dihimpun, Yunita sudah beberapa tahun bekerja di perakitan mancis gas tersebut.
Hal tersebut dilakukan menurut penjelasan Kardiman untuk membantu perekonomian keluarga.
Kardiman yang merupakan Abang dari mertua perempuan Yunita ini menjelaskan bahwa suami korban sedang menuju ke Binjai.
"Lakik Yunita ini kerjanya sebagai buruh bangunan. Ia sedang bekerja di Sibolga. Memang ia biasa merantau-rantau. Ya ini demi bisa menyekolahkan anak-anaknya," katanya.
Lebih lanjut dijelaskan Kardiman, usai kejadian, dirinya menghubungi suami Yunita dan menyuruh untuk pulang.
"Saya tidak ada jelaskan. Yang jelas saya bilang kau (Rusmanto, suami Yunita) harus pulang. Apapun ceritanya harus pulang sekarang juga. Jadi berangkat Rusmanto. Kabar terakhir saya dengar ia sudah sampai di Prapat," jelasnya.
Jenazah ketiga korban direncanakan akan disemayamkan secepatnya.
"Kalau sudah tidak, dan tidak ada lagi yang ditunggu. Kami langsung kuburkan,"pungkasnya.
BAGAS KEHILANGAN TUNANGANNYA