Beberapa kali menjadi ketua rombongan membawa tim mahasiswa mengikuti musabaqah tilawatil Quran. Begitu pun sempat mendampingi mahasiswa mengikuti lomba debat bahasa Inggris.
Sebaliknya perasaan duka muncul ketika malam hari mendapat telepon ada tawuran antarmahasiswa. Perintah yang ada yakni segera menuju kampus, apapun kondisi saat itu.
Masih tampak luka yang membekas di tangan akibat terkena lemparan batu yang tidak mengenal orang.
Menjadi pejabat saat ini memperlihatkan banyak suka dibanding dukanya. Ini adalah cerita teman tentang temannya yang pejabat.
Temannya yang menjadi pejabat itu beberapa kali mendapat kesempatan berlanglangbuana ke luar negeri atas biaya negara. Temannya itu berangkat dengan rombongan pejabat lainnya.
Sebagai pembuktian keberadaannya di luar negeri dikirimlah foto-fotonya lewat aplikasi WA.
Kunjungan yang berulang-ulang selalu diekspos di WA membuat ada kebanggaan tersendiri. Hasil kunjungan ke luar negeri yang dibiayai negara entah apa hasilnya bagi institusinya.
Mestinya ada laporan pertanggungjawaban kepada publik atas apa yang telah mereka lakukan di luar sana.
Ada pernyataan menarik dari seorang pejabat ketika akan memilih pejabat yang berada di bawahnya.
“Saya dialog dengan Allah sebelum tentukan pejabat”. Subhanallah. Terharu dan sekaligus membanggakan.
Mudah-mudahan mereka yang dilantik jadi pejabat (dan sementara menjabat) memegang amanah dalam melaksanakan tugasnya. Inilah pejabat yang dirindukan dan dinantikan alam. (*)