Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Menakar Makna Merdeka di Bawah Tiang Bendera

Pesan Bung Karno bahwa perjuangan generasi selanjutnya akan lebih sulit dibandingkan dengan perjuangan terdahulu.

Editor: Muh Hasim Arfah
Dok Sri ulfanita
Sri Ulfanita (Pegiat Pustaka RumPut, Founder English Corner, Pengajar di Lembaga Bahasa dan Pengembangan Karakter Universitas Al Asyariah Mandar) 

Dalam aksi protes di Pati, bendera ini kembali terlihat. Para nakama (sebutan untuk kru atau teman dalam serial One Piece) turun ke jalan melawan "kekuasaan arogan" yang dianggap tirani oleh mereka.   

Bendera ini memiliki makna simbolis yang sangat dalam. Di dalam serial manga dan anime tersebut, bendera adalah simbol identitas dan komitmen para bajak laut pada sebuah visi kebebasan. Dalam konteks aksi protes di Pati, bendera ini berfungsi sebagai simbol solidaritas dan semangat pantang menyerah. Warga yang terdiri dari berbagai latar belakang, mulai dari petani yang menolak kenaikan PBB hingga eks honorer yang diberhentikan secara sepihak, bersatu di bawah satu bendera untuk melawan kebijakan yang dianggap tidak adil.

Bendera One Piece menjadi metafora yang sempurna untuk perjuangan mereka di mana sekelompok individu yang dianggap "bajak laut" atau anomali oleh sistem, namun bersatu untuk mengejar visi kebebasan dan keadilan mereka, melawan sebuah "Pemerintah Dunia" yang korup.

Pilihan simbol ini menunjukkan pergeseran signifikan dalam bahasa protes yang digemakan masyarakat. Simbol-simbol perlawanan tradisional mungkin dianggap tidak lagi relevan atau bahkan telah terkontaminasi oleh kepentingan politik. Generasi muda, yang merasa terpinggirkan dari manfaat pembangunan dan keadilan, menemukan representasi perjuangan mereka dalam budaya populer yang mereka cintai.

Bendera One Piece secara efektif mengkomunikasikan bahwa perjuangan ini bersifat universal; melawan tirani dan ketidakadilan, bukan sekadar agenda politik yang sempit.

Merah Putih dan Janji yang Belum Dipenuhi

Kemerdekaan, dalam pengertian substansial, adalah sebuah janji yang belum sepenuhnya terpenuhi bagi semua lapisan masyarakat. Belenggu kolonialisme fisik memang telah terputus, namun belenggu "kemerdekaan yang tak sempurna" dalam bentuk ketidakadilan struktural masih membelenggu sebagian besar rakyat.

Perayaan 17 Agustus seharusnya tidak hanya menjadi ritual seremonial belaka, tetapi juga menjadi momentum refleksi kolektif untuk meninjau kembali janji-janji kemerdekaan. Makna merdeka harus digeser dari sebatas kemerdekaan dari penjajah asing, menuju perjuangan yang berkelanjutan untuk mencapai kemerdekaan dari segala bentuk ketidakadilan di tanah pertiwi.

Selama pertumbuhan ekonomi belum merambah setiap sudut negeri ini, selama beban pajak masih timpang antara rakyat dan korporasi, dan selama hukum masih menjadi alat bagi mereka yang berkuasa, maka perjuangan untuk merdeka masih jauh dari kata usai. Bendera One Piece yang berkibar di tanah pertiwi adalah pengingat yang kuat dan puitis bahwa "Indonesia, Tanah Airku, Tanah Tumpah Darahku!" masih menjadi janji yang harus diperjuangkan oleh para nakama sejati di negeri ini, agar kelak generasi penerus bangsa ini tak lagi menakar makna merdeka di bawah tiang bendara.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved