Jolly Roger dan Bendera Simbol Perlawanan Rakyat dari Jepang
Pengibaran bedera disertai Narasi “Merah putih terlalu suci untuk dikibarkan di negeri yang kotor ini.”
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Sudirman
Ia menegaskan, keberadaan bendera One Piece bukanlah bentuk makar seperti dilakukan kelompok separatis Papua dengan mengibarkan Bintang Kejora.
Bendera Jolly Roger ala Anime Bajak Laut itu, hanya bentuk ekspresi masyarakat atas sosok One Piece.
"Kecuali bendera Papua merdeka, RMS, kan seperti itu. Memang dia mengembalikan justifikasi bahwa bendera itu sebuah negara," sebutnya.
Dr Rahman Syamsuddin dikenal sebagai pakar hukum Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Ia sudah menerbitkan banyak buku soal hukum. Antara lain kode Etik dan Hukum Kesehatan (2012), Hukum Acara Pidana dalam integrasi keilmuan (2013), Merajut Hukum Indonesia (2013), hingga Pengantar Ilmu Hukum (2013).
Di Sulawesi Selatan, khususnya Kota Makassar, pengibaran Jolly Roger di kendaraan ataupun rumah memang belum terdeteksi, namun bukan berarti tak ada.
Penjual bendera merah putih musiman di Makassar, Indri (40) mengaku beberapa sopir truk sempat menanyakan ketersediaan Jolly Roger. Hanya saja ia tidak menjual bendera itu.
Indri berjualan di trotoar jalan tepat di depan kampus I UIN Alauddin, Jl Sultan Alauddin, Makassar.
"Baru baru tadi ada yang cari pakampas (sopir truk box), tapi kita tidak menjual," ungkap Indri yang 10 tahun terakhir menjual bendera di momen kemerdekaan.
Di dunia anime Jepang, simbol perlawanan bukan hanya dari One Piece dengan Jolly Roger-nya.
Ada beberapa bendera atau pataka perlawanan lainnya. Satu di antaranya simbol Night Ride dari anime Akame ga Kill!
Akame ga Kill! mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Tatsumi. Ia bergabung dengan Night Raid, sebuah kelompok pemberontak yang berusaha menggulingkan pemerintahan yang korup dan tiranik.

Pemerintahan yang dipimpin oleh Kaisar dan elitnya menindas rakyat dengan kekuatan militer.
Night Raid berjuang untuk menghancurkan pemerintahan yang kejam dan memperjuangkan kebebasan rakyat yang tertindas.
Ada juga Guilty Crown. Animasi ini mengambil latar di masa depan yang suram, di mana Jepang telah hancur akibat virus yang menghancurkan sebagian besar populasi.
Pemerintah yang baru, mengontrol negara dengan tangan besi dan menindas rakyat yang tersisa. (*)
Ketua DPRD Sulsel: Pembangunan Gedung Baru Ditanggung PUPR dan Asuransi |
![]() |
---|
Bawaslu RI Tak Ikut Polemik Dokumen Capres, Puadi: Saya Cut dengan Itu |
![]() |
---|
Green SM Taksi 'Panaskan' Persaingan, Driver Online: Potensi Timbulkan Persoalan Sosial |
![]() |
---|
‘Untung Saya Skorsing Kamu’ Kenangan Tamsil Linrung dari Almarhum Prof Paturungi Parawansa |
![]() |
---|
Curhat Ketua RT 07 Maccini: Setelah Busur dan Batu, Kini Banjir dan Sampah Jadi Tantangan Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.