Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kepala BPKP Sulteng Ini 5 Kali Negosiasi Uang Panaik

Dua tahun berkantor di Makassar, alumni STAN 1994 ini jatuh cinta dengan gadis Makassar, Nurbaety.

|
Editor: Sudirman
Ist
UANG PANAI - Agus (tengah) Plt Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulawesi Tengah. Agus lima kali nego soal uang panaik 

TRIBUN-TIMUR.COM - NAMANYA Agus Yulianto (55). Asalnya Klaten, Jawa Tengah

Dua bulan terakhir, Agus diamanahkan jadi  Plt Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulawesi Tengah.

Dua puluh delapan tahun lalu, Agus memulai kariernya di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulawesi Selatan.

Dua tahun berkantor di Makassar, alumni STAN 1994 ini jatuh cinta dengan gadis Makassar, Nurbaety.

"Nyonya, sulung dari 8 saudara, saya bungsu juga dari delapan saudara," ujar Agus, kepada Tribun, usai pelatihan Jurnalisme dan AI di kantor BPKP Sulteng, Jl Moh Yamin, Tatura, Kota Palu, Jumat (25/7/2025).

Baca juga: Hadiri Pengukuhan Kepala BPKP Sulsel, Bupati Bantaeng Yakin Sinergitas Makin Baik

Kala cintanya ingin dilanjutkan ke pelaminanan, dia pun mulai mengenal frasa "uang panaik".

Saat akan melamar, dia mulai  tahu apa arti panaik dan bagaimana negosiasinya.

"Beruntung calon mertua saya juga pegawai BPKP asal Makassar yang tugas di Ambon," ujar Agus, mengenang momen lamarannya di Makassar.

Pemahaman Agus soal uang panaik kian matang dalam pengalaman.

"Saya lima kali nego soal uang panaik, tiga kali menego, dua kali dinego," ujarnya berkelakar.

Sebagai kakak ipar tertua di keluarga istrinya, tiga momen  mewakili mendiang mertuanya melamar wanita Bugis dan dua kali dalam posisi dilamar. 

Jelang 30 tahun pengabdiannya di Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) ini mengaku tak gentar lagi.

"Apalagi, setiap ada film soal uang panaik saya dan ibu selalu nonton, untuk mengenang masa nego-nego," ujarnya.

Apalagi hampir tiga dekade dia berurusan dengan uang, pengawasan, dan pembangunan.

Baginya, uang panaik bukan mahar juga bukan harga seorang wanita.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved