Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Beras Oplosan

Pemprov Sulsel Bantah Satgas Pangan Polri: Tak Ada Beras Oplosan di Sulsel

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) belum menemukan adanya beras oplosan di Sulsel. 

|
Penulis: Renaldi Cahyadi | Editor: Muh Hasim Arfah
Tribun Timur/Renaldi Cahyadi
BERAS OPLOSAN-Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Sulsel, Muh Ilyas, saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Selasa (22/7/2025). Ia mengakui pemerintah provinsi Sulsel belum menemukan beras oplosan di Sulsel. 

Sementara itu, Asisten II Pemprov Sulsel, Ichsan Mustari mengatakan, masyarakat tak perlu takut dengan adanya beras oplosan.

"Oplosan itu sebenarnya masyarakat tidak usah takut," katanya.

Persoalannya, kata Ichsan, adalah jika harga beras naik.

"Yang jadi persoalan adalah harganya. Kalau oplosan itu berarti harga lebih murah tapi dijualnya dengan harga standar. Di situlah negara dirugikan," jelasnya.

Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri merilis laporan Beras oplosan di Indonesia. 

Satgas Pangan Polri pun mengambil sampel di 10 provinsi untuk empat perusahaan besar. 

Empat perusahaan besar produsen beras premium saat ini tengah diperiksa oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri karena diduga melakukan praktik curang terkait mutu dan takaran beras.

Empat perusahaan tersebut antara lain Wilmar Group, Food Station Tjipinang Jaya, Belitang Panen Raya (BPR), dan Sentosa Utama Lestari (Japfa Group).

Kepala Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri, Brigjen Helfi Assegaf, membenarkan bahwa keempat produsen tersebut kini dalam proses penyelidikan oleh aparat kepolisian.

“Betul, masih dalam proses pemeriksaan,” ujar Brigjen Helfi kepada media, Kamis (10/7/2025).

Berdasarkan hasil investigasi awal, Wilmar Group diduga melakukan kecurangan terhadap sejumlah produk beras premium seperti Sania, Sovia, Fortune, dan Siip.

Dugaan pelanggaran didasarkan pada hasil uji terhadap 10 sampel yang diambil dari berbagai daerah seperti Aceh, Lampung, Sulawesi Selatan, Jabodetabek, dan Yogyakarta.

Sementara itu, Food Station Tjipinang Jaya yang memproduksi merek Beras Premium Setra Ramos, Beras Pulen Wangi, Food Station, Ramos Premium, Setra Pulen, dan Setra Ramos juga ditemukan tidak memenuhi standar mutu.

Sembilan sampel dari Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, dan Aceh menunjukkan hasil yang tidak sesuai.

Perusahaan Belitang Panen Raya (BPR), produsen Raja Platinum dan Raja Ultima, diduga melanggar standar mutu berdasarkan hasil uji dari tujuh sampel di Sulsel, Jawa Tengah, Kalsel, Jabar, Aceh, dan Jabodetabek.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved