Musda Golkar Sulsel
Pengamat Politik Unhas Sebut Runtuhnya Dominasi Beringin Harus Jadi Evaluasi di Musda Golkar Sulsel
Partai Golkar untuk pertama kalinya di bawah kepemimpinan Taufan Pawe kehilangan kursi Ketua DPRD Sulsel hasil dari Pileg 2024 lalu.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Alfian
Menyinggung potensi kericuhan dalam Musda sebelumnya, Adi mengingatkan bahwa pola transisi lama bisa kembali memanaskan suasana jika tidak direformasi.
"Saya kira kalau Golkar itu bicara soal dinamika politik, mungkin di tingkat lokal yang paling sengit, yang paling tajam persaingannya itu karena partai Golkar kan tidak memiliki pola patron klien yang mungkin masih mewarnai banyak partai lain," katanya.
Menurutnya, di lingkup internal Partai Golkar, kebanyakan elit partai cenderung memiliki kemandirian politik yang kuat.
“Jadi karena itu proses demokratisasi di Golkar itu selalu dibayangi situasi panas kan, situasi ini hangat. Nah itu saya kira yang juga masih kemungkinan (berakhir ricuh) kalau Golkar gagal merubah ya pola budaya politik di dalam transisi kepemimpinan itu masih mengulang pola lama," bebernya.
Yang diharapkan, kata Adi, justru memang pertarungan itu kan tidak sampai berdampak ke crossroad, tidak sampai kemudian menimbulkan sentimen jangka panjang.
Sedangkan soal sentimen yang terus berlanjut hingga kini justru menjadi pemicu instabilitas dan melemahnya soliditas di internal partai.
Oleh karena itu, Adi menyebut penting Musda Golkar Sulsel sebagai ajang pendidikan politik, bukan hanya perebutan kekuasaan.
“Kan itu adalah salah satu bentuk kegagalan, nah itu saya kira yang mungkin menjadi harapan kita bahwa di Golkar itu ada proses pendidikan politik yang bisa ditunjukkan oleh masing-masing bahwa ya proses demokrasi berjalan secara rasional," ungkapnya.
"Tapi ujungnya kan ada loyalitas terhadap partai yang paling utama, jadi bukan sentimen individu yang kemudian membayangi. Budaya itu yang saya kira, harusnya bisa format, lebih mencerahkan untuk Golkar supaya nanti tantangan pemilu ke depan itu kan justru bagaimana partai membangun soliditas," tutup Adi Suryadi.
Diketahui, masa jabatan Taufan Pawe sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan akan berakhir pada Agustus 2025.
Hal itu menandai berakhirnya masa kepemimpinan politisi asal Parepare tersebut di tingkat provinsi.
Namun hingga pertengahan Juli ini, belum ada kepastian soal pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) untuk memilih ketua baru.
DPD I Golkar Sulsel masih menunggu arahan resmi dari DPP Partai Golkar
Sekretaris Golkar Sulsel, Marzuki Wadeng, mengatakan belum ada persiapan menuju Musda.
Menurutnya, penyusunan teknis Musda belum dimulai karena jadwal resmi belum diterbitkan oleh pusat.
Taufan Pawe Kumpulkan 13 Anggota DPRD Sulsel, Ogah Singgung Musda Golkar |
![]() |
---|
DPP Pikir-pikir Nama Andi Ina dan Supriansa Jadi Calon Ketua Golkar Sulsel |
![]() |
---|
Terungkap Alasan DPP Belum Jadwalkan Musda Golkar Sulsel, Beda 5 DPD I Lain |
![]() |
---|
3 Calon Ketua Golkar Sulsel Masih Ngotot Maju, Elite DPP Pusing dan Belum Jadwalkan Musda |
![]() |
---|
Perebutan Ketua Golkar Sulsel Masih Alot, Beda 5 DPD I Lain Aklamasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.