Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cerita Jastin, Pak Ogah Viral di Maros Usai Bantu Ambulans Buka Jalan saat Terjebak Macet

Hal ini setelah Pak Ogah bernama Jastin (32) itu terekam membantu mengurai kemacetan demi menyelamatkan nyawa pasien di dalam ambulans.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/NURUL
PAK OGAH - Pak Ogah bernama Jastin (32) viral di media sosial setelah terekam membantu mengurai kemacetan demi menyelamatkan nyawa pasien di dalam ambulans. Justin sehari-hari mengatur lalu lintas di depan RSUD La Palaloi Maros. 

TRIBUNMAROS.COM, MAROS – Aksi heroik seorang pria pengatur lalu lintas atau Pak Ogah di Kabupaten Maros viral di media sosial.

Hal ini setelah Pak Ogah bernama Jastin (32) itu terekam membantu mengurai kemacetan demi menyelamatkan nyawa pasien di dalam ambulans.

Dalam video yang beredar luas Jastin nampak berjalan kaki sejauh lima kilometer di tengah padatnya arus lalu lintas di Jalan Poros Maros–Makassar, Sulawesi Selatan.

Ia tampak berupaya membuka jalan dan memberi isyarat kepada pengendara agar memberi ruang untuk ambulans yang membawa pasien kritis.

Aksi Jastin pun menuai pujian dan empati dari warganet serta berbagai kalangan.

Banyak yang menyebut tindakannya sebagai bentuk nyata kepedulian sosial di tengah kerasnya kehidupan.

Tak sedikit pula yang mendoakan agar Jastin dan keluarganya mendapatkan kehidupan yang lebih layak.

Jastin, yang sehari-hari bekerja sebagai Pak Ogah, mengatakan aksinya murni karena keikhlasan dan rasa iba terhadap kondisi darurat ambulans tersebut.

“Sudah tiga tahun saya kerja seperti ini, saya bantu karena ikhlas. Saya kasihan lihat orang sakit terjebak macet,” ujarnya, Kamis (17/7/2025).

Jastin sendiri tidak berharap imbalan.

Ia hanya ingin membantu semampunya dan berharap masyarakat bisa lebih peka terhadap situasi darurat seperti ambulans yang butuh prioritas jalan.

“Kemarin itu saya hanya ingin bantu supaya pasien cepat sampai di rumah sakit. Itu saja,” katanya.

Justin sehari-hari mengatur lalu lintas di depan RSUD La Palaloi Maros.

Penghasilan berasal dari para pengendara yang dibantunya untuk berbelok ataupun yang hendak menyeberang.

“Penghasilan tidak menentu kadang Rp10 ribu hingga Rp15 ribu per hari, tapi saya bersyukur karena masih bisa menghidupi istri dan dua anak,”sebutnya.

Jastin bersama keluarganya kini menumpang tinggal di SDN 154 Inpres Tumalia, Kecamatan Turikale, Maros.

Di sekolah tersebut, ia juga menjalankan tugas tambahan secara sukarela sebagai penjaga kebersihan dan keamanan lingkungan sekolah.

Kepala UPTD SDN 154 Inpres Tumalia, Nur Ningsi, membenarkan keluarga Jastin telah menumpang di sekolah selama satu tahun terakhir.

“Mereka datang mengadu tidak mampu bayar kontrakan, dan kebetulan ada rumah kosong di area sekolah. Kami izinkan tinggal demi kemanusiaan,” kata Nur Ningsi.

Ia mengungkapkan, keberadaan Jastin justru membantu sekolah karena ikut menjaga kebersihan dan keamanan sekolah tanpa diminta.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved