Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

DPRD Sulsel

Fraksi PKS DPRD Sulsel Kecewa Jawaban Fatmawati soal Defisit Rp1,49 T: Lain Ditanya, Lain Dijawab

Fraksi PKS nilai jawaban Wagub Sulsel terkait defisit Rp1,49 triliun dan utang tak berbasis data, kritik dokumen RPJMD terlalu singkat.

|
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
ERLAN SAPUTRA/TRIBUN TIMUR
DPRD SULSEL- Wagub Sulsel Fatmawati Rusdi saat menjawab pandangan fraksi-fraksi di Gedung DPRD Sulsel, Jl Urip Sumoharjo Makassar, Selasa (8/7/2025) malam. PKS Kritik Jawaban yang diberikan Pemprov Sulsel      

“Kami ingin mengingatkan kepada pemerintah provinsi, bahwa dalam pembuatan naskah akademik RPJMD ini tidak bisa main-main. Kami sangat menyayangkan karena untuk dokumen yang menentukan arah Sulsel lima tahun ke depan, isinya hanya 78 halaman,” kritik Yeni.

Menurutnya, narasi dalam dokumen tersebut hanya bersifat teoritis dan minim penjabaran teknis.

“Kalau landasan kita tidak kuat, maka jangan mimpi RPJMD itu bisa kita runut secara baik dan benar. Ini peringatan kami kepada Pemprov Sulsel untuk lebih serius menyusun dokumen perencanaan seperti ini,” pungkasnya.

Menanggapi pandangan dari Fraksi PKS, Wakil Gubernur Sulsel Fatmawati Rusdi menyampaikan bahwa Pemprov tidak pernah berniat mengurangi penghormatan terhadap lembaga legislatif. 

Ia mengakui bahwa penyerahan dokumen RPJMD yang terkesan tergesa-gesa terjadi karena adanya komitmen untuk menyerahkannya sesegera mungkin.

“Pemprov Sulsel tidak pernah memiliki niat dan bermaksud untuk mengurangi penghormatan kepada DPRD," kata Fatmawati. 

Kendati demikian, Fatmawati mengakui penyerahan dokumen RPJMD yang terkesan tergesa-gesa dan di luar jalur formal semata-mata dilakukan untuk memenuhi janji sebelumnya.

Yakni menyerahkan dokumen secepat mungkin.

Ia menambahkan, kesan negatif dari proses tersebut akan menjadi evaluasi agar tidak terulang di masa mendatang.

Terkait kritik terhadap Naskah Akademik yang dinilai prematur, Fatmawati menegaskan bahwa penyusunannya telah mengikuti arahan Inmendagri Nomor 2 Tahun 2025.

“Rancangan teknokratik RPJMD merupakan substansi dari Naskah Akademik. Dalam pembahasan bersama Badan Musyawarah, sudah ada masukan dan saran konstruktif, yang telah kami tindak lanjuti dalam perbaikan substansi dokumen,” jelasnya.

Soal kelemahan formulasi misi dalam menjawab isu strategis, Fatmawati menegaskan bahwa misi telah diturunkan ke dalam tujuan dan sasaran yang lebih spesifik.

Dan semua isu strategis seperti ketimpangan wilayah, daya saing SDM, fiskal daerah, hingga disrupsi digital telah diakomodasi dalam indikator kinerja.

Fatmawati mengklaim indikator kinerja utama (IKU) sudah mencakup sebagian besar isu strategis. 

"Memang ada beberapa yang bersifat generik nasional, namun kami juga telah memasukkan indikator yang mencerminkan kondisi khas Sulsel, seperti Indeks Williamson untuk mengukur ketimpangan wilayah dan kontribusi sektor pertanian,” ujarnya.

Lebih jauh, Politisi Partai Nasdem itu menambahkan, indikator-indikator tersebut masih bisa dievaluasi ulang.

Hal ini bertujuan untuk memastikan tidak ada yang tumpang tindih dan tetap selaras dengan visi Sulsel Maju dan Berkarakter. (*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved