Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lipsus Tren Haji Muda

2 Bersaudara dari Luwu Fiko dan Sultan Berhaji di Usia 20-an, Tak Mesti Dipanggil 'Haji"

Fiko Adyaksa (22) dan Sultan Airlangga (24), jemaah haji termuda asal Luwu, Sulsel. Berangkat bareng ibu dan enggan menuntut dipanggil "haji".

Tribun-timur.com/muh sauki maulana
JEMAAH HAJI – Fiko Adyaksa (22) kanan dan Sultan Airlangga (24) kiri dua bersaudara asal Kecamatan Bajo, jadi jemaah haji termuda asal Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Mereka tergabung di Kloter 16 Debarkasi Makassar bersama jemaah asal Kabupaten Pangkep. 

“Saat ini masih terus menghafal rukun dan doa-doanya, Kak,” ucapnya bersemangat.

Pelajaran dari manasik sangat membantu persiapan ibadahnya.

Dari tata cara berhaji hingga larangan selama ihram, ia pelajari dengan sungguh-sungguh.

Dengan niat tulus, Fiko pun siap memenuhi panggilan suci ke Baitullah.

Diketahui, Luwu termasuk daerah dengan masa tunggu haji tercepat di Sulawesi Selatan.

Tahun ini, Embarkasi Makassar mencatat ada 15.856 jemaah haji dari 41 kloter, sebagian di antaranya adalah generasi muda yang belum genap 25 tahun.

Menurut Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Sulsel, Ikbal Ismail, fenomena ini lahir dari kesadaran kolektif masyarakat akan panjangnya antrean haji. 

Dengan masa tunggu yang bisa mencapai 30 tahun, banyak orang tua mendaftarkan anak-anak mereka sejak usia dini.

Data dari satudata.kemenag.go.id mencatat, jemaah calon haji (JCH) Sulsel berusia di bawah 20 tahun mencapai 5.145 orang. 

Meskipun secara umum jemaah masih didominasi oleh mereka yang berusia 40 tahun ke atas, kehadiran para jemaah muda menjadi angin segar bagi pelaksanaan ibadah haji di masa mendatang.

Tren ini juga membawa harapan baru.

Generasi muda yang religius, tangguh secara fisik, dan memiliki semangat ibadah tinggi akan menjadi tulang punggung regenerasi spiritual bangsa. 

Namun, sebagaimana diingatkan Ikbal, mereka juga harus menjaga niat, menjadikan ibadah sebagai tujuan utama, bukan sekadar perjalanan eksotis penuh foto dan oleh-oleh.

Di balik sorban putih dan gamis yang mereka kenakan, tersimpan harapan besar.

Harapan dari keluarga sabar menunggu, dari mimpi yang tak lekang waktu, dan dari generasi kini menapaki jejak Nabi dengan langkah-langkah penuh kesadaran. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved