Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lipsus Tren Haji Muda

2 Bersaudara dari Luwu Fiko dan Sultan Berhaji di Usia 20-an, Tak Mesti Dipanggil 'Haji"

Fiko Adyaksa (22) dan Sultan Airlangga (24), jemaah haji termuda asal Luwu, Sulsel. Berangkat bareng ibu dan enggan menuntut dipanggil "haji".

Tribun-timur.com/muh sauki maulana
JEMAAH HAJI – Fiko Adyaksa (22) kanan dan Sultan Airlangga (24) kiri dua bersaudara asal Kecamatan Bajo, jadi jemaah haji termuda asal Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Mereka tergabung di Kloter 16 Debarkasi Makassar bersama jemaah asal Kabupaten Pangkep. 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWUFiko Adyaksa (22) dan Sultan Airlangga (24), dua bersaudara asal Kecamatan Bajo, tercatat sebagai jemaah termuda asal Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Keduanya berangkat ke Tanah Suci Mekkah, Arab Saudi, bersama ibu kandung mereka.

Fiko dan Sultan tergabung dalam Kloter 16 Debarkasi Makassar, bersama jemaah asal Kabupaten Pangkep.

Selama lebih dari 30 hari, keduanya menunaikan rukun Islam kelima

Mereka tiba kembali di kampung halaman pada Senin (23/6/2025).

Kepulangan Fiko dan Sultan disambut hangat 270 rombongan jemaah haji lainnya di Rumah Jabatan Bupati Luwu, Kecamatan Belopa Utara.

Pantauan Tribun-Timur.com, ratusan warga dan keluarga jemaah telah menunggu sejak subuh untuk menjemput.

TREN HAJI MUDA - Tangkapan layar halaman utama Tribun Timur edisi hari ini, Minggu (6/7/2025) mengulas fenomena tren haji muda di Sulawesi Selatan. Mereka berhaji di usia 20-an, membawa semangat baru dalam menapaki jejak Nabi.
TREN HAJI MUDA - Tangkapan layar halaman utama Tribun Timur edisi hari ini, Minggu (6/7/2025) mengulas fenomena tren haji muda di Sulawesi Selatan. Mereka berhaji di usia 20-an, membawa semangat baru dalam menapaki jejak Nabi. (TRIBUN TIMUR)

Fiko dan Sultan tampil kompak mengenakan gamis dan sorban putih.

“Baju gamis panjang dan sorban putih dibeli dari Arab Saudi. Tadi baru ganti pakaian di Siwa, Wajo,” ujar Sultan.

Mereka menyebut keberangkatan haji ini telah dipersiapkan sejak 2012.

“Waktu itu mendaftar, kalau tidak salah 2012. Didaftarkan sama orang tua,” lanjutnya.

Fiko mengaku takjub selama berada di Arab Saudi.

Baca juga: Haji Khusus Makin Diminati Anak Muda Sulsel, Ini Alasannya

Terlebih, ia bisa menjalani pengalaman spiritual itu bersama ibu dan kakaknya.

“Pengalaman selama di Makkah luar biasa, bisa dipanggil menjadi tamu Allah SWT. Tapi untuk ibadah seperti rukun haji banyak dituntun oleh petugas haji,” ujarnya.

Selama di Mekkah, Fiko menyempatkan membagikan momen berharganya di media sosial.

“Selalu posting, selalu mengabari juga. Alhamdulillah direspons positif oleh teman-teman. Banyak yang minta doa juga,” tuturnya.

Meski telah berhaji, Fiko dan Sultan tak mempersoalkan sapaan "haji" dari orang-orang sekitar.

“Setelah pulang haji, tidak menuntut juga untuk dipanggil ‘haji’. Terserah teman-teman, mau dipanggil atau tidak,” tambahnya.

Baca juga: Daftar di Usia 14, Irma Penjual Kosmetik Takalar Sulsel Wujudkan Impian Naik Haji Sebelum 30 Tahun

 Fiko, Jemaah Termuda

Di usia 22 tahun, Fiko Adyaksa telah menapaki perjalanan spiritual yang menjadi impian banyak umat Islam. Ia menjadi jemaah termuda dari Kabupaten Luwu tahun ini.

Tak sendiri, ia berhaji bersama ibu dan kakaknya, Sultan Airlangga.

Perjalanan ini berawal sejak keluarganya mendaftar haji pada 2012.

Sejak kecil, Fiko dibiasakan hidup sederhana dan bekerja keras. Ia dikenal pendiam dan jarang bergaul di luar rumah.

Waktu luangnya banyak dihabiskan untuk membantu usaha keluarga.

Sejak usia 16 tahun, Fiko sudah aktif berjualan di toko emas milik orang tuanya di Pasar Bajo.

Toko tersebut buka setiap hari pasar, yaitu Selasa dan Sabtu.

Setelah menamatkan pendidikan di SMA Negeri 5 Luwu, Fiko memilih tidak melanjutkan kuliah.

Ia memutuskan membantu orang tuanya secara penuh sebagai bentuk bakti.

Menjelang keberangkatan, Fiko aktif mengikuti manasik haji.

Ia berupaya memahami rukun dan doa-doa yang harus diamalkan.

“Saat ini masih terus menghafal rukun dan doa-doanya, Kak,” ucapnya bersemangat.

Pelajaran dari manasik sangat membantu persiapan ibadahnya.

Dari tata cara berhaji hingga larangan selama ihram, ia pelajari dengan sungguh-sungguh.

Dengan niat tulus, Fiko pun siap memenuhi panggilan suci ke Baitullah.

Diketahui, Luwu termasuk daerah dengan masa tunggu haji tercepat di Sulawesi Selatan.

Tahun ini, Embarkasi Makassar mencatat ada 15.856 jemaah haji dari 41 kloter, sebagian di antaranya adalah generasi muda yang belum genap 25 tahun.

Menurut Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Sulsel, Ikbal Ismail, fenomena ini lahir dari kesadaran kolektif masyarakat akan panjangnya antrean haji. 

Dengan masa tunggu yang bisa mencapai 30 tahun, banyak orang tua mendaftarkan anak-anak mereka sejak usia dini.

Data dari satudata.kemenag.go.id mencatat, jemaah calon haji (JCH) Sulsel berusia di bawah 20 tahun mencapai 5.145 orang. 

Meskipun secara umum jemaah masih didominasi oleh mereka yang berusia 40 tahun ke atas, kehadiran para jemaah muda menjadi angin segar bagi pelaksanaan ibadah haji di masa mendatang.

Tren ini juga membawa harapan baru.

Generasi muda yang religius, tangguh secara fisik, dan memiliki semangat ibadah tinggi akan menjadi tulang punggung regenerasi spiritual bangsa. 

Namun, sebagaimana diingatkan Ikbal, mereka juga harus menjaga niat, menjadikan ibadah sebagai tujuan utama, bukan sekadar perjalanan eksotis penuh foto dan oleh-oleh.

Di balik sorban putih dan gamis yang mereka kenakan, tersimpan harapan besar.

Harapan dari keluarga sabar menunggu, dari mimpi yang tak lekang waktu, dan dari generasi kini menapaki jejak Nabi dengan langkah-langkah penuh kesadaran. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved