Opini
Pilar Negara Tangguh
Banyak negara menjadi negara maju kini karena memanfaatkan baik karunia ini.
Otak mereka pun terbiasa lebih banyak scanning process, dibanding reading process
Lalu mereka itu siapa? Generasi millennial keatas sering dikategorikan sebagai representasi usia muda.
Menurut buku Millenial Nusantara karya Hasanuddin Ali dan L. Purwandi, ada empat cohort utama dalam demografi: Baby Boomer, Gen-X, Millennials dan Gen-Z.
Baby Boomer yakni generasi kelahiran 1946-1964, misalnya penyanyi Iwan Fals. Lalu ada Generasi X yang kelahiran 1965-1980, misalnya Dian Sastro. Selanjutnya lahirlah generasi millennial, kelahiran 1981-2000.
Kebanyakan adalah pasangan rumah tangga usia muda atau fresh graduate universitas. Banyak contoh generasi ini, misalnya Raffi Achmad. Lalu muncul lagi generasi Z lahir setelah tahun 2000.
Sementara The Pew Research Center mendefinisikan milenial mereka yang kelahiran tahun 1981-1996.
Berarti Amerika punya 72 juta kaum milenial. China memiliki sekitar 400 juta, sementara Jepang punya 27 juta milenial atau seperlima dari penduduknya.
Sementara menurut BPS 2015, Indonesia punya 33 persen kaum milenial dari total penduduknya. Berarti sekitar 83 juta jiwa. Diprediksikan makin melonjak saat ini.
Milenial Jepang juga berubah. Karena banyak khawatir - terutama masalah ekonomi, banyak memilih tidak berkeluarga. Inilah satu penyulut rendahnya kelahiran anak diatas.
Instrumen lain banyak bemunculan, kepemilikan rumah anak muda yang menyusut misalnya.
Menurut laporan ekonomi Business Insider akhir bulan lalu, tahun 2018 hanya 26 persen homeownership rate dimiliki kepala rumah tangga kelompok usia 30 hingga 34 tahun — turun dari 46 % pada tahun 1983.
Mereka cenderung lebih ingin ‘diversified values’, kepemilikan properti bukan masalah besar. Tidak perlu memiliki, yang penting bisa digunakan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.