Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun UMKM

Berdaur Ubah Sampah Plastik Jadi Cuan

Berdaur yang digagas oleh Yayang Malil, membawa solusi kreatif yang memadukan seni, lingkungan dan ekonomi.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Alfian
Tribun-Timur.com/Kaswadi Anwar
TRIBUN UMKM - Founder Berdaur, Yayang Malil saat ditemui di studio Berdaur di Jl Malengkeri, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Kamis (19/6/2025).  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Masalah sampah plastik dianggap semakin mengkhawatirkan saat ini. Apalagi, sampah plastik butuh waktu lama untuk terurai.

Namun, di tangan UMKM bernama Berdaur, sampah plastik diolah menjadi aksesoris yang mendatangkan uang.

Berdaur yang digagas oleh Yayang Malil, membawa solusi kreatif yang memadukan seni, lingkungan dan ekonomi.

Sampah plastik yang biasanya berujung di pembuangan akhir, mampu diolah menjadi produk fungsional dan estetis.

Seperti tatakan gelas, plakat, medali, anting-anting, gantungan kunci, pick gitar, kursi dan meja.

Produk tersebut dibuat oleh Yayang Malil bersama tiga rekannya di studio kreatif Berdaur.

Lokasi di Jl Malengkeri, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, tepatnya di depan Perumahan TVRI.

Begitu memasuki studio, mural bergambar anak perempuan memegang kantong plastik dengan tulisan stop plastic pollution langsung menyambut.

Baca juga: Digitalisasi Industri Daur Ulang di Takalar Didukung Telkom

DAUR ULANG - Hasil produk Berdaur dari sampah plastik menjadi
DAUR ULANG - Hasil produk Berdaur dari sampah plastik menjadi plakat di studio Berdaur di Jl Malengkeri, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Kamis (19/6/2025). Berdaur olah sampah plastik bernilai ekonomi.

Yayang Malil menjelaskan, awal mulanya menekuni usaha daur ulang sampah plastik dari ketertarikannya melestarikan lingkungan.

Aktivitas pengolahan sampah plastik dilihatnya melalui media sosial pada 2019. Dari situ, ia semakin terdorong untuk membuat gebrakan dalam mengatasi kerusakan lingkungan.

“Aktivitas berhubungan dengan lingkungan, makanya itu menjadi dasar semangat terus bergelut dalam dunia sampah,” ungkapnya saat ditemui Tribun-Timur.com, Kamis (19/6/2025).

Untuk mengolah limbah plastik tersebut, Yayang bersama tiga rekannya harus terlebih dulu menyortir sampah plastik yang diterima dari relawan dan komunitas.

Sampah plastik botol minuman, tutup botol, botol kosmetik dan botol pembersih harus dipisahkan satu per satu.

Setelah itu dicuci lalu dikeringkan dengan cara dijemur. Proses pengeringan ini cukup memakan waktu lama.

Selanjutnya, sampah plastik dimasukkan dalam cetakan sesuai dengan produk ingin dibuat.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved