Haji 2025
Masjid Nabawi dalam Debur Hati Penuh Dosa, Langitkan Doa Tak Terucapkan
Di pelataran Nabawi, air mata bukan tanda lemah. Ia adalah bahasa jiwa yang tak terucap, namun dimengerti langit dan ditujukan untuk Rasulullah.
Serotonin mengalir lembut, menstabilkan suasana hati, meningkatkan rasa syukur, dan memberi harapan.
Inilah momen ketika ibadah dan cinta kepada Rasulullah tidak hanya menyehatkan ruhani, tetapi juga memulihkan jasmani.
Sebab, zikir yang khusyuk dan tangis yang tulus adalah terapi bagi jiwa dan raga.
Dalam sujud yang dalam, hormon-hormon stres perlahan mereda.
Yang tersisa hanyalah ketenangan— tak bisa dijelaskan oleh ilmu, tapi dirasakan oleh seluruh sel kehidupan.
Dalam setiap detik helaan napas, ada doa yang diselipkan tanpa suara.
Dalam pandangan yang tertunduk, terikat harapan dalam iman.
Tak semua yang ingin dikatakan mampu diucapkan. Nabawi mengajarkan: doa terbaik adalah yang mengalir dari hening terdalam.
Ya Allah...
Jika raga ini jauh dari Nabawi, jangan biarkan hati kami jauh dari Rasul-Mu.
Ijinkan kami kembali—dengan cinta yang lebih utuh, jiwa yang lebih tunduk, dan rindu yang tak pernah habis kepada kekasih-Mu, Nabi Muhammad SAW. (*)
Menag Nasaruddin Umar Minta Maaf atas Layanan Haji 2025 |
![]() |
---|
Foto-foto Kloter Terakhir Jamaah Haji Tinggalkan Madinah, Petugas: Semoga Mabrur Semua |
![]() |
---|
Cerita Jamaah Haji Jalan Kaki dari Musdalifah ke Mina Sejauh 3 KM saat Suhu 48 Derajat |
![]() |
---|
Wakil Bupati Jemput 360 Jemaah Haji Asal Wajo di Asrama Haji Sudiang |
![]() |
---|
'Tukang Bubur Naik Haji' Asal Pomala Berat Tinggalkan Tanah Suci, Tiba 7 Juli di Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.