Haji 2025
Masjid Nabawi dalam Debur Hati Penuh Dosa, Langitkan Doa Tak Terucapkan
Di pelataran Nabawi, air mata bukan tanda lemah. Ia adalah bahasa jiwa yang tak terucap, namun dimengerti langit dan ditujukan untuk Rasulullah.
Penulis: dr Wachyudi Muchsin SKed SH MKes C.Med (Tim Dokter Amirul Hajj 2025)
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKKAH - Ada detak yang berbeda saat kaki menjejak pelataran Masjid Nabawi.
Seolah semesta berhenti, memberi ruang bagi hati untuk berbicara tanpa kata.
Di hadapan keagungan Nabawi, suara lirih jiwa menjelma menjadi doa yang tak pernah terucap terlalu dalam, terlalu suci, terlalu penuh harap.
Rasanya bukan hanya tubuh yang bersujud, tetapi juga luka, penyesalan, cinta, dan rindu ikut rebah dalam diam.
Dedaunan kurma yang melambai di pelataran seakan menyaksikan, bahwa inilah tempat di mana air mata tak lagi berarti lemah.
Ia justru menjadi bahasa tertinggi yang dipahami oleh langit.
Di Raudhah, tempat yang mustajab itu, hati terasa seluas samudra.
Tiap debur rindunya mengarah pada satu nama: Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
Betapa kecil diri ini di hadapan makam mulia beliau.
Dan betapa besar kasih yang menyelimuti, tanpa diminta, tanpa diukur.
Tak hanya batin yang disucikan, tubuh pun serasa menemukan ketenangan.
Jantung berdetak damai, tekanan darah menurun, napas menjadi lembut seiring linangan air mata yang tak ditahan.
Dalam keheningan spiritual, sistem saraf seolah diajak bersujud—melepaskan beban, memperbaiki keseimbangan, dan menyembuhkan yang tersembunyi.
Saat itu pula, tubuh melepas endorfin: hormon kebahagiaan yang menenangkan rasa sakit dan menumbuhkan damai.
Menag Nasaruddin Umar Minta Maaf atas Layanan Haji 2025 |
![]() |
---|
Foto-foto Kloter Terakhir Jamaah Haji Tinggalkan Madinah, Petugas: Semoga Mabrur Semua |
![]() |
---|
Cerita Jamaah Haji Jalan Kaki dari Musdalifah ke Mina Sejauh 3 KM saat Suhu 48 Derajat |
![]() |
---|
Wakil Bupati Jemput 360 Jemaah Haji Asal Wajo di Asrama Haji Sudiang |
![]() |
---|
'Tukang Bubur Naik Haji' Asal Pomala Berat Tinggalkan Tanah Suci, Tiba 7 Juli di Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.