Angka Stunting di Bulukumba Turun 8,5 Persen, Pemerintah Apresiasi Kerja Kolaboratif
Penurunan sebesar 8,5 persen ini dinilai sebagai capaian luar biasa dalam percepatan penanganan stunting.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM,BULUKUMBA – Pemerintah Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, bersama seluruh elemen masyarakat berhasil menurunkan angka prevalensi stunting secara signifikan.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting di Bulukumba menurun dari 33,7 persen pada 2023 menjadi 25,2 persen di 2024.
Penurunan sebesar 8,5 persen ini dinilai sebagai capaian luar biasa dalam percepatan penanganan stunting.
Capaian tersebut terungkap dalam kegiatan Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Selasa (27/5/2025).
Acara ini diikuti secara virtual oleh Wakil Bupati Bulukumba, Andi Edy Manaf, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS).
Dalam keterangannya, Andi Edy Manaf menyampaikan apresiasi atas kerja keras seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan stunting di daerahnya.
“Hasil ini adalah buah dari kerja kolaboratif seluruh elemen, terutama peran aktif dari PKK, TNI-Polri, serta Baznas Bulukumba,” ujarnya dalam rilis yang diterima TribunBulukumba.com, Rabu (28/5/2025).
Edy Manaf menegaskan, penanganan stunting tidak cukup hanya mengobati, tetapi juga harus fokus pada aspek pencegahan, termasuk pengendalian pernikahan dini.
“Kita berharap angka prevalensi terus menurun. Saya juga meminta pemerintah desa dan kelurahan untuk lebih memassifkan gerakan pencegahan,” tambah politisi PAN tersebut.
Ia juga menekankan pentingnya identifikasi dini terhadap anak stunting, dengan memperkuat layanan Posyandu di setiap wilayah.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bulukumba, Andi Herfida Muchtar, turut menyampaikan apresiasinya atas capaian tersebut.
Menurutnya, program-program PKK seperti Rumah Gizi dan PEDAS (Pemutakhiran Data Anak Stunting) turut memberikan kontribusi besar terhadap penurunan angka stunting.
"Kolaborasi menjadi kunci utama. Namun kita tidak boleh cepat puas. Justru capaian ini harus menjadi pemicu agar kita lebih aktif dan masif dalam menjalankan program-program pencegahan dan penanganan stunting," tegasnya.
Di sisi lain, selain stunting, angka kematian ibu melahirkan juga masih menjadi perhatian serius di Bulukumba. Pemerintah daerah pun berkomitmen untuk terus memperbaiki kualitas layanan kesehatan bagi ibu dan anak. (*)
Polisi Buru Warga Bulukumba Diduga Aniaya Anak Kandung di Kajang |
![]() |
---|
Resmob Polres Bulukumba Bekuk Tiga Remaja Spesialis Bobol Kios |
![]() |
---|
Harga Beras Naik di Bulukumba, Pedagang Andalkan Pasokan dari Jeneponto |
![]() |
---|
5 Nelayan Bulukumba Mengaku Diserang di Laut, Dituding Tegur Penggunaan Pukat Harimau |
![]() |
---|
Serahkan Bantuan di Jeneponto, Fatmawati Rusdi Tegaskan Intervensi Nyata Atasi Stunting |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.