Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Selama 2025, Bulog Cabang Bulukumba Serap 52 Ribu Ton Gabah Petani

Bulog Kancab Bulukumba menyewa beberapa gudang tambahan dengan kapasitas lebih dari 21 ribu ton, di luar gudang induk yang berkapasitas 22 ton.

Penulis: Muh Ainun Taqwa | Editor: Ilham Arsyam
Dok Bulog Bulukumba
BERAS BULOG - Pimpinan Bulog Kancab Bulukumba saat panen raya dengan Bupati Bantaeng, Senin 7 April 2025. Hingga Mei 2025 Bulog Bulukumba yang menaungi Kabupaten Bulukumba, Sinjai, Bantaeng, Jeneponto dan Selayar berhasil serap 52 ribu ton gabah petani. 

Hingga saat ini, Bulog di seluruh Indonesia telah mengamankan stok setara beras sebesar 3,5 juta ton, jumlah terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah Bulog.

Angka ini menegaskan kesiapan Bulog dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk kemungkinan krisis pangan global, bencana alam, maupun kebutuhan bantuan pangan pemerintah secara tiba-tiba.

Bulog Sulselbar Sewa 119 Gudang Tambahan

Kepala Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Fahrurozi, membeberkan kondisi riil stok beras yang saat ini menumpuk.

Bahkan melebihi kapasitas gudang yang dimiliki Bulog Sulselbar.

Hal itu ia sampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi B DPRD Sulsel yang berlangsung di Gedung DPRD Sulsel, Selasa (29/4/2025). 

 Dalam kesempatan itu, Fahrurozi mengungkap bahwa stok beras di gudang Bulog saat ini telah mencapai angka 437 ribu ton.

"Total kapasitas gudang Bulog itu hanya sekitar 400 ribu ton, dengan kapasitas operasional maksimal 354 ribu ton. Saat ini stok sudah 437 ribu ton, artinya kita mengalami over kapasitas,” ujar Fahrurozi di Gedung DPRD Sulsel. 

Menghadapi kondisi tersebut, Bulog Sulselbar terpaksa mengambil langkah taktis dengan menyewa 119 gudang tambahan. 

Langkah ini diambil untuk tetap bisa melakukan penyerapan hasil panen petani, terutama di masa panen raya seperti sekarang.

"Kami sewa 119 gudang untuk mengatasi over stok. Kapasitas gudang sewa itu mencapai sekitar 200 ribu ton. Jadi dengan tambahan ini, kita tetap bisa melanjutkan penyerapan,” jelas Fahrurozi.

Ia juga mengungkap, produksi gabah di Sulsel hingga April 2025 sudah menyentuh angka 2,6 juta ton. 

Namun, sarana pengeringan atau dryer masih menjadi kendala karena ketersediaannya belum memadai.

“Sarana pengeringan se-Sulsel hanya sekitar 22 ribu ton per hari. Ini sangat kurang. Maka perlu ada kerja sama dan perhatian untuk membangun pengeringan di wilayah sentra panen,” ucapnya.

Terkait penyerapan gabah, Fahrurozi menjelaskan bahwa dari total target 2 juta ton, Bulog Sulsel baru menyerap sekitar 320 ribu ton, atau baru sekitar 20 persen dari target penyerapan.

“Target penyerapan kita itu 45 persen. Saat ini baru mencapai sekitar 20 persen. Ini terus kita dorong, dan gudang sewa sangat membantu untuk percepatan penyerapan di lapangan,” tutupnya. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved