Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Selama 2025, Bulog Cabang Bulukumba Serap 52 Ribu Ton Gabah Petani

Bulog Kancab Bulukumba menyewa beberapa gudang tambahan dengan kapasitas lebih dari 21 ribu ton, di luar gudang induk yang berkapasitas 22 ton.

Penulis: Muh Ainun Taqwa | Editor: Ilham Arsyam
Dok Bulog Bulukumba
BERAS BULOG - Pimpinan Bulog Kancab Bulukumba saat panen raya dengan Bupati Bantaeng, Senin 7 April 2025. Hingga Mei 2025 Bulog Bulukumba yang menaungi Kabupaten Bulukumba, Sinjai, Bantaeng, Jeneponto dan Selayar berhasil serap 52 ribu ton gabah petani. 

TRIBUN-TIMUR.COM, SINJAI— Hingga awal Mei 2025, Bulog Kantor Cabang Bulukumba berhasil menyerap gabah petani sebanyak 52 ribu ton atau 110 persen dari target yang ditetapkan sebesar 49 ribu ton.

Kepala Kantor Cabang Bulog Bulukumba, Farid Nur mengungkapkan keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi berbagai pihak, mulai dari petani, TNI, mitra kerja, hingga dukungan penuh dari pemerintah daerah dan pusat.

Ia menegaskan, Bulog akan tetap konsisten hadir sebagai stabilisator harga, pelindung petani, dan penjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat.

“Kami bangga menjadi bagian dari pencapaian besar ini. Serapan yang tinggi bukan hanya angka, tapi mencerminkan kepercayaan petani terhadap Bulog,” katanya.

Khusus di wilayah Bulukumba, stok beras yang tersedia dalam gudang saat ini mencapai 26 ribu ton.

Bulog Kancab Bulukumba menyewa beberapa gudang tambahan dengan kapasitas lebih dari 21 ribu ton, di luar gudang induk yang berkapasitas 22 ton.

Dengan demikian, total kapasitas penyimpanan yang dikelola Bulog Kancab Bulukumba kini mencapai 43 ribu ton.

“Kami akan terus menjaga komitmen untuk membeli gabah petani, dan mendukung program strategis Presiden Prabowo dalam menjaga ketahanan pangan nasional,” lanjutnya.

Namun, di balik pencapaian ini, Bulog Bulukumba juga menghadapi tantangan serius saat masa panen raya kemarin yaitu keterbatasan kapasitas mesin pengeringan gabah.

Untuk mengatasi hal tersebut, Bulog Bulukumba melakukan inovasi melalui kerja sama langsung dengan petani, memanfaatkan lahan kosong di sekitar gudang sebagai tempat penjemuran gabah.

"Kami membuktikan bahwa dengan kolaborasi dan komitmen bersama semua pihak, pangan nasional dapat dikelola dengan kuat, berkelanjutan, dan berpihak pada petani," pungkasnya.

Bulog Kancab Bulukumba memastikan akan terus menyerap gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram, sesuai dengan ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Keberhasilan Bulog Bulukumba ini juga sejalan dengan capaian nasional yang mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Untuk diketahui, Kantor Cabang Bulog Bulukumba menaungi 5 kabupaten yakni, Bulukumba, Sinjai, Bantaeng, Jeneponto dan Kabupaten Kepulauan Selayar.

Gabah yang dipasok ke Bulukumba berasal dari berbagai daerah di bagian selatan Sulsel.

Hingga saat ini, Bulog di seluruh Indonesia telah mengamankan stok setara beras sebesar 3,5 juta ton, jumlah terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah Bulog.

Angka ini menegaskan kesiapan Bulog dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk kemungkinan krisis pangan global, bencana alam, maupun kebutuhan bantuan pangan pemerintah secara tiba-tiba.

Bulog Sulselbar Sewa 119 Gudang Tambahan

Kepala Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Fahrurozi, membeberkan kondisi riil stok beras yang saat ini menumpuk.

Bahkan melebihi kapasitas gudang yang dimiliki Bulog Sulselbar.

Hal itu ia sampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi B DPRD Sulsel yang berlangsung di Gedung DPRD Sulsel, Selasa (29/4/2025). 

 Dalam kesempatan itu, Fahrurozi mengungkap bahwa stok beras di gudang Bulog saat ini telah mencapai angka 437 ribu ton.

"Total kapasitas gudang Bulog itu hanya sekitar 400 ribu ton, dengan kapasitas operasional maksimal 354 ribu ton. Saat ini stok sudah 437 ribu ton, artinya kita mengalami over kapasitas,” ujar Fahrurozi di Gedung DPRD Sulsel. 

Menghadapi kondisi tersebut, Bulog Sulselbar terpaksa mengambil langkah taktis dengan menyewa 119 gudang tambahan. 

Langkah ini diambil untuk tetap bisa melakukan penyerapan hasil panen petani, terutama di masa panen raya seperti sekarang.

"Kami sewa 119 gudang untuk mengatasi over stok. Kapasitas gudang sewa itu mencapai sekitar 200 ribu ton. Jadi dengan tambahan ini, kita tetap bisa melanjutkan penyerapan,” jelas Fahrurozi.

Ia juga mengungkap, produksi gabah di Sulsel hingga April 2025 sudah menyentuh angka 2,6 juta ton. 

Namun, sarana pengeringan atau dryer masih menjadi kendala karena ketersediaannya belum memadai.

“Sarana pengeringan se-Sulsel hanya sekitar 22 ribu ton per hari. Ini sangat kurang. Maka perlu ada kerja sama dan perhatian untuk membangun pengeringan di wilayah sentra panen,” ucapnya.

Terkait penyerapan gabah, Fahrurozi menjelaskan bahwa dari total target 2 juta ton, Bulog Sulsel baru menyerap sekitar 320 ribu ton, atau baru sekitar 20 persen dari target penyerapan.

“Target penyerapan kita itu 45 persen. Saat ini baru mencapai sekitar 20 persen. Ini terus kita dorong, dan gudang sewa sangat membantu untuk percepatan penyerapan di lapangan,” tutupnya. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved