Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Layanan Kemanusiaan Indonesia Melampaui Target WHO di Myanmar

Pelayanan yang diberikan mencakup unit gawat darurat, poliklinik rawat jalan, ruang observasi, farmasi, hingga pemeriksaan laboratorium dan X-ray.

Editor: Saldy Irawan
ISTIMEWA/IDI
TCK-EMT - Suasana Tim Nakes Indonesia layani 315 pasien per hari pasca gempa Myanmar 

TRIBUN-TIMUR.COM - Tim Kesehatan Tanggap Darurat (TCK-EMT) Indonesia terus memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terdampak gempa bumi di Myanmar

Hingga hari ke-14 operasionalnya kemarin, TCK-EMT Tipe 1 Fixed Indonesia yang bertugas di 50 Bed Oattara Thiri Township Hospital, Naypyitaw, telah melayani sebanyak 4.415 pasien, atau rata-rata 315 pasien per hari yang jauh melampaui standar EMT WHO untuk tipe 1 Fixed yang hanya 100 pasien per hari.

Pada Minggu, 20 April 2025 saja, tercatat sebanyak 660 pasien mendapatkan layanan kesehatan.

Pelayanan yang diberikan mencakup unit gawat darurat, poliklinik rawat jalan, ruang observasi, farmasi, hingga pemeriksaan laboratorium dan X-ray.

“Tiga hari terakhir ini, pasien seperti menyerbu klinik lapangan kami. Jumlahnya bahkan lebih dari 560 orang setiap hari,” ungkap Ketua Tim TCK-EMT Indonesia untuk Myanmar, dr Eko Medistianto, M.Epid.

“Alhamdulillah, ini pertanda bahwa tim kita diterima dengan sangat baik oleh masyarakat Myanmar. Tentu saja, hal ini turut mengharumkan nama Indonesia di kawasan ASEAN,” tambahnya.

Berbagai tantangan, seperti kendala bahasa, keterbatasan listrik dan air, hingga kebutuhan obat-obatan, berhasil diatasi berkat kolaborasi antarlembaga dan dukungan masyarakat setempat.

Bahkan, warga dari berbagai daerah rela menempuh perjalanan 1–3 jam demi mendapatkan pelayanan dari TCK-EMT Indonesia.

“Hari ini adalah hari terakhir kami memberikan pelayanan. Namun, masih ada beberapa pasien korban gempa yang baru datang untuk mendapatkan penanganan medis,” ujar dr. Muhammad Ihsan Kitta, SpOT(K), salah satu anggota tim.

“Salah satunya adalah seorang biksu yang mengalami patah pergelangan kaki saat gempa, dan baru hari ini bisa mendapatkan perawatan,” tambahnya.

Hingga Senin siang ini, jumlah pasien terdaftar telah mencapai 425 orang, belum termasuk mereka yang masih mengantre untuk mendaftar.

Pelayanan di hari terakhir ini akan ditutup pada pukul 15.00 waktu setempat, satu jam lebih awal dibandingkan hari-hari sebelumnya, guna memberi waktu persiapan untuk serah terima dengan Kementerian Kesehatan Myanmar.

Dengan semangat kemanusiaan, TCK-EMT Indonesia menunjukkan bahwa kerja sama internasional dapat memberikan dampak nyata dalam penanganan situasi bencana.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved