Perang Dagang
Pantas China Berani, Ternyata Negara Ekonomi Terbesar Kalahkan Amerika Serikat
China menjadi ekonomi terbesar di dunia dengan nilai $37,07 triliun mengalahkan Amerika Serikat.
TRIBUN-TIMUR.COM- Pemerintah China tak takut dalam Perang Dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Belakangan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memastikan tak akan lagi menaikkan tarif impor barang-barang dari China.
Teranyar, AS menambah besaran tarif impor barang China yang bisa mencapai 245 persen.
Tarif tersebut jauh lebih tinggi dari angka sebelumnya yang sebesar 145 persen.
Dalam data yang didapatkan dari IMF, China menjadi ekonomi terbesar di dunia dengan nilai $37,07 triliun.
Sementara itu, Amerika Serikat menyusul dengan selisih sekitar $8 triliun.
Indonesia sendiri masuk dalam posisi ke-8 dengan ekonomi sebesar $4,6 T.
Berikut 10 besar ekonomi terbesar di dunia
1. China - $37.07T
2. United States - $29.17T
3. India - $16.02T
4. Russian Federation - $6.91T
5. Japan - $6.57T
6. Germany - $6.02T
7. Brazil - $4.7T
8. Indonesia - $4.66T
9. France - $4.36T
10. United Kingdom - $4.28T
Sumber: IMF
Amerika Serikat Menyerah?
Presiden Donald Trump memberikan isyarat bahwa AS akan berhenti menaikkan tarif seperti yang sebelumnya dilakukan kepada China.
Selain itu, pembahasan mengenai kelangsungan aplikasi TikTok di AS juga masih menjadi pembahasan.
Adapun alasan Trump mempertimbangkan tidak lagi menaikkan tarif adalah karena kepercayaan pihak lain.
"Saya tidak ingin tarif naik karena pada titik tertentu Anda akan membuat orang kehilangan kepercayaan," kata Trump kepada wartawan Reuters di Gedung Putih, Kamis (17/4/2025).
Lebih lanjut, Trump mengaku tidak ingin menaikkan tarif hingga ke titik ekstrem. Pasalnya, ia memahami kapan orang-orang menganggapnya serius atau pun tidak.
"Jadi, saya mungkin tidak ingin menaikkan tarif atau bahkan tidak ingin menaikkannya ke level itu," ucap Trump.
"Saya mungkin ingin menurunkan tarif karena Anda tahu Anda ingin orang menganggapnya serius dan, pada titik tertentu, orang tidak akan mempercayainya," lanjutnya.
Tarif Rendah Indonesia
Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) telah menyepakati penyelesaian negosiasi terkait tarif resiprokal dalam jangka waktu 60 hari ke depan.
Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers daring bertajuk “Perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat”, Jumat (18/4/2025) pagi.
"Dan formatnya pun sudah disepakati, format dari framework perjanjian tersebut dan scoping-nya, termasuk kemitraan perdagangan investasi, kemitraan dari mineral penting, dan juga terkait dengan reliability daripada koridor rantai pasok yang mempunyai resiliensi tinggi," ujar Airlangga.
Ia menjelaskan bahwa delegasi pemerintah Indonesia secara aktif melakukan pendekatan ke pejabat-pejabat terkait di Amerika Serikat untuk menjalankan proses negosiasi.
Salah satu langkah konkret dilakukan melalui pertemuan daring dengan Secretary of Commerce Amerika Serikat, Howard Lutnick.
Airlangga menegaskan bahwa AS memberikan tanggapan positif terhadap usulan-usulan yang diajukan Indonesia.
Sehingga dalam 60 hari ke depan, AS menyatakan kesediaannya untuk menindaklanjuti pembahasan di tingkat teknis guna mencapai solusi yang konstruktif dan saling menguntungkan bagi kedua negara.
Dalam pertemuan itu, lanjut Airlangga, terungkap bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang mendapatkan prioritas awal untuk bernegosiasi.
"Jadi, ada beberapa negara lain yang sudah juga berbicara dengan pemerintah Amerika Serikat, antara lain Vietnam, Jepang, dan Italia," katanya.
Lebih lanjut, Airlangga mengungkap sejumlah hal yang diusulkan Indonesia dalam proses negosiasi.
Salah satunya adalah komitmen untuk meningkatkan pembelian energi dari Amerika Serikat.
Di antaranya, Indonesia akan meningkatkan pembelian energi dari Amerika Serikat, antara lain LPE, crude oil, dan gasoline.
Tak hanya itu, Indonesia juga menyampaikan rencana untuk membeli produk-produk agrikultur dari AS.
"Antara lain gandum, soya bean, soya bean milk, dan Indonesia juga akan meningkatkan pembelian barang-barang modal dari Amerika," ujar Airlangga.(tribunnews.com/imf)
| Waspada Pohon Tumbang, Kasus Urip Sumoharjo Kedua Kalinya di Bulan Oktober 2025 |
|
|---|
| Mobil Rusak, Kuasa Hukum Gibran Gagal Hadiri Persidangan Perdata |
|
|---|
| Ditetapkan Tersangka, Sri Reski Ulandari Membantah: Ini Bukan Saya, Pak Herman! |
|
|---|
| BREAKING NEWS: Pohon Tumbang, Jalan Urip Sumoharjo Terblokir |
|
|---|
| Berkendara Lebih Nyaman dan Aman, Cara Mudah Pakai Fitur Honda RoadSync di ADV160 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.