Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tengkulak Rugikan Petani di Bulukumba, Jual Gabah ke Mitra Bulog dengan Harga Lebih Tinggi

Setelah itu, mereka menjual kembali gabah tersebut ke mitra Bulog di Bulukumba dengan harga mencapai Rp 6.500 per kilogram.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/SAMBA
MITRA BULOG - Pengusaha Mitra Bulog di Mariorennu Bulukumba sedang jemur gabah petani. Pengusaha sedang keterbatasan fasilitas alat pengering gabah 

TRIBUN-TIMUR.COM – Seorang pengusaha gabah yang merupakan Mitra Bulog di Bulukumba, Sulawesi Selatan, mengungkap adanya praktik curang oleh tengkulak yang merugikan petani di daerah tersebut.

Menurut Andi Syamsir, pengusaha gabah sekaligus Mitra Bulog, para tengkulak membeli gabah dari petani dengan harga sekitar Rp 5.000 per kilogram.

Setelah itu, mereka menjual kembali gabah tersebut ke mitra Bulog di Bulukumba dengan harga mencapai Rp 6.500 per kilogram.

"Mereka beli gabah dari petani Rp 5.000-an per kilo, lalu jual ke mitra Bulog Rp 6.500. Ini jelas merugikan petani," ungkap Andi Syamsir saat diwawancarai TribunBulukumba.com, Kamis (17/4/2025).

Tengkulak tersebut diketahui berasal dari luar daerah Bulukumba. Aktivitas mereka tidak hanya menyebabkan kerugian bagi petani, tetapi juga menyalahi ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP).

Selain membeli dengan harga rendah, para tengkulak juga diduga menyebarkan informasi menyesatkan kepada petani.

Mereka mengatakan bahwa Bulog akan menghentikan pembelian gabah, sehingga petani panik dan buru-buru menjual hasil panennya dengan harga murah.

"Padahal, program pemerintah justru bertujuan menyejahterakan petani dan pengusaha, serta memastikan target penyerapan gabah tercapai," tambahnya.

Kondisi diperparah dengan cuaca buruk dan kurangnya sinar matahari, yang membuat proses pengeringan gabah terganggu. Akibatnya, banyak petani memilih menjual gabah dalam kondisi belum kering.

Fenomena ini terjadi di sejumlah wilayah, termasuk Bulukumba dan Sinjai. Kedua daerah tersebut, bersama Bantaeng, berada di bawah naungan Bulog Bulukumba.

Sebagai solusi, petani diimbau untuk tidak terburu-buru menjual gabahnya.

Petani disarankan menjemur gabah hingga kering sebelum menjual ke mitra Bulog, guna mendapatkan harga yang layak sesuai ketetapan pemerintah.

Saat ini, sebanyak 29 gudang mitra Bulog di Bulukumba dilaporkan telah penuh, yang menyebabkan penyerapan gabah dari petani tersendat untuk sementara waktu.

Andi Syamsir menegaskan bahwa semua mitra Bulog di Bulukumba tetap mematuhi harga beli sesuai HPP, dan tidak ada yang membeli gabah di bawah harga pemerintah.

Pihak pengusaha gabah Mitra Bulog berharap pemerintah dapat memfasilitasi mesin pengering (dryer) untuk membantu petani mengeringkan gabah, sehingga kualitas hasil panen tetap terjaga dan harga jual lebih baik.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved