Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sejarah Masjid Agung Luwu Palopo: Pusat Salat Id yang Berdiri Sebelum Kota Palopo Terbentuk

Selain kapasitasnya yang besar, masjid ini juga memiliki daya tarik tersendiri: replika Ka'bah yang terletak di samping masjid. 

Penulis: Andi Bunayya Nandini | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/ANDI BUNAYA
MASJID AGUNG PALOPO - Masjid Agung Luwu Palopo, Kelurahan Batupasi, Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo. Masjid ini kembali jadi pusat pelaksanaan salat id di Kota Palopo. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah di Kota Palopo akan kembali dipusatkan di Masjid Agung Luwu Palopo, sebuah masjid yang tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga memiliki makna sejarah yang mendalam bagi masyarakat setempat. 

Masjid yang terletak di Kelurahan Batupasi, Kecamatan Wara Utara ini, dikenal sebagai masjid terbesar di Kota Palopo dan selalu menjadi pilihan utama untuk pelaksanaan salat Idulfitri.

Setiap tahun, ribuan jemaah dari berbagai penjuru kota dan sekitarnya datang berbondong-bondong ke Masjid Agung Luwu Palopo untuk melaksanakan salat Id.

Selain kapasitasnya yang besar, masjid ini juga memiliki daya tarik tersendiri: replika Ka'bah yang terletak di samping masjid. 

Replika tersebut menjadi simbol kesucian yang membuat banyak warga merasa lebih dekat dengan momen sakral tersebut.

“Pelaksanaan salat Id untuk Idul Fitri tahun ini di Kota Palopo kembali dipusatkan di Masjid Agung Luwu Palopo,” ungkap Lukman, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Pemerintah Kota Palopo, saat dihubungi Tribun-Timur.com, Kamis (27/3/2025).

Selain Masjid Agung Luwu, ada 184 lokasi lainnya yang akan menjadi tempat salat Id di Kota Palopo, termasuk lapangan-lapangan terbuka yang turut berperan penting dalam menampung antusiasme warga.

Masjid Agung Luwu Palopo bukan hanya sekadar bangunan, melainkan juga simbol perjuangan dan gotong royong masyarakat. 

Pembangunannya bermula dari ide besar Bupati Luwu kala itu, Samad Suhaeb, yang melihat kebutuhan akan tempat ibadah yang mampu menampung banyak jamaah. 

Pada tahun 1973, Kabupaten Luwu belum dimekarkan menjadi empat kabupaten dan kota, dan pada saat itu, Palopo belum memiliki masjid besar yang dapat menampung jamaah dalam jumlah besar.

Batu pertama pembangunan Masjid Raya Luwu diletakkan pada tahun 1974.

Pembangunan masjid tersebut didorong oleh partisipasi masyarakat Islam se-Tana Luwu, yang mengumpulkan zakat harta dan zakat fitrah sebagai bentuk solidaritas.

Keberhasilan pembangunan masjid ini merupakan bukti nyata dari semangat kebersamaan yang mengalir dalam darah warga Luwu.

Pada masa pemerintahan Bupati Luwu ke-13, Masjid Raya Luwu berganti nama menjadi Masjid Agung Luwu Palopo, yang kini menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Palopo.

Masjid ini bukan hanya tempat untuk beribadah, tetapi juga tempat berkumpul bagi warga untuk merayakan hari-hari besar keagamaan, dan salat Idul Fitri kali ini menjadi momen istimewa yang tak hanya dipenuhi oleh warga Palopo, tetapi juga oleh kenangan akan sejarah panjang perjuangan masyarakat dalam membangun tempat ibadah ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved