Profil Ebrahim Rasool Dubes Afsel Diusir Trump dari AS, Pernah Narasumber Tribun Timur Bersama JK
Ebrahim Rasool diusir dari Amerika Serikat lantaran dianggap sebagai persona non grata.
Di tempat itu mereka menemukan tempat berlindung, martabat dan makanan.
Namun, terpenting mereka menemukan kemanusiaan dan pendidikan mereka.
"Yusuf menjadi pusat Islam yang terorganisir dan mengubah komunitas yang hancur dan terpecah menjadi komunitas yang bersatu. Dengan segala ini, beliau memberikan mereka rasa kebebasan," terangnya.
Tak ayal, Ebrahim Rasool menyebut, Syekh Yusuf merupakan pahlawan anti-kolonial yang berjuang untuk keadilan, menunjukkan kejujuran dan keberanian dalam perjuangan melawan ketidakadilan.
Beliau adalah pendiri komunitas Islam yang kohesif di Cape Town karena di tempat perlindungannya, beliau memberikan mereka ethos kebebasan.
Beliau mampu mengubah orang-orang yang tertindas, budak, dan orang-orang yang diasingkan menjadi manusia yang bermartabat melalui konsep identitas mereka.
Beliau mampu menggabungkan mereka ke dalam identitas Melayu sekaligus identitas Muslim di tempat perlindungan Makassar di Cape Town.
Sebagai seorang cendekiawan dan pengajar, beliau adalah seorang yang sangat cerdas dan berwawasan luas.
"Mampu memberikan mereka pengajaran Islam, pengajaran tentang keadilan, dan ajaran tentang hukum Islam, serta ethos Islam yang lembut, spiritual yang dalam, yang masih kita miliki hingga hari ini," terangnya.
Meskipun hidupnya berakhir, Syekh Yusuf mampu menyatukan dua benua, bagian Asia Tenggara dari Australia dan Afrika.
"Pada saat kematiannya pada usia 73 tahun, 23 Mei 1699, beliau telah meninggalkan warisan besar bagi kita," ucap Ebrahim Rasool
Ketika Sultan Abdul Jalil meminta agar jasadnya dikembalikan ke Indonesia, sebagian tetap di Cape Town, di Makassar, dan tempat itu kini menjadi situs ziarah yang dihormati.
Sebagai penutup, kata Ebrahim Rasool, Nelson Mandela setelah dibebaskan dari penjara menyatakan keinginannya untuk mengunjungi makam Syekh Yusuf Al-Makassari untuk mengucapkan terima kasih atas perjuangannya
Berkat perjuangan Syekh Yusuf lahir perjuangan Nelson Mandela.
Ebrahim Rasool mengingat momen ketika dirinya menerima gelar doktor kehormatan untuk Nelson Mandela dari Universitas Hasanuddin pada 2005.
Menurutnya, hal tersebut sangat luar biasa. Tak heran mantan Presiden Afrika Selatan , Thabo Mbeki juga menganugerahkan Order of the Companions of O.R. Tambo kepada Syekh Yusuf atas kontribusi luar biasanya dalam perjuangan melawan kolonialisme.
Ebrahim Rasool menyampaikan, Syekh Yusuf bukan hanya pahlawan nasional di Indonesia, tetapi juga pahlawan nasional di Afrika Selatan dan Afrika.
Serta statusnya yang tinggi di jantung Islam di Jazirah Arab menjadikannya pahlawan global.
Oleh karena itu, setiap Paskah, seperti yang dilakukan komunitas budak dahulu, ribuan Muslim berkemah di luar makamnya.
"Menghabiskan akhir pekan di sana, menghormati dan melanjutkan warisannya, serta bersyukur bisa mengatakan terima kasih kepada beliau," ucapnya.
Terakhir, Ebrahim Rasool mengucapkan terima kasih kepada rakyat Indonesia, Asia Tenggara, Indonesia, Sulawesi Selatan, tetapi yang terpenting Makassar.
"Saya ingin menyampaikan bahwa Anda memiliki kota kembar di sini, di Cape Town. Kami menghormati Anda dan berterima kasih kepada Anda karena telah mengirimkan beliau (Syekh Yusuf) kepada kami," pungkasnya.
Siapa Ebrahim Rasool?
Ebrahim Rasool adalah seorang politikus dan diplomat Afrika Selatan yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Afrika Selatan untuk Amerika Serikat dari 2010 hingga 2015.
Dia juga pernah menjabat Anggota Majelis Nasional dari 2009 hingga 2010 dan Perdana Menteri Provinsi Western Cape ke-5 dari 2004 hingga 2008.
Dia adalah anggota Kongres Nasional Afrika (ANC) dan telah memegang berbagai posisi kepemimpinan dalam partai tersebut.
Rasool lahir pada 15 Juli 1962 di District Six, Cape Town.
Ketika berusia sembilan tahun, dia dan keluarganya dipaksa keluar dari daerah tersebut karena pemerintah apartheid menetapkan daerah itu sebagai kawasan hunian "khusus orang kulit putih".
Keluarganya kemudian pindah ke Primose Park dekat Manenberg di Cape Flats.
Suami dari Rosieda Shabodien ini menyelesaikan pendidikan menengahnya di Livingstone High School di Claremont pada tahun 1980.
Dia melanjutkan studi di Universitas Cape Town dan lulus dengan gelar Bachelor of Arts pada tahun 1983, serta meraih Diploma Tinggi dalam Pendidikan pada tahun 1984 dari universitas yang sama.
Selama periode ini, dia terlibat dalam politik mahasiswa.
Pada tahun 1985, dia bekerja sebagai guru di Spine Road High School.
Karier politik
Rasool terlibat dalam gerakan anti-apartheid.
Dia memegang posisi senior di United Democratic Front dan Kongres Nasional Afrika (ANC).
Dia menjalani hukuman penjara dan sering ditempatkan dalam tahanan rumah. Antara 1991 dan 1994, dia menjadi asisten Rektor Universitas Western Cape dan Bendahara struktur provinsi ANC.
Rasool terpilih menjadi anggota Badan Legislatif Provinsi Western Cape pada April 1994 setelah pemilu demokratis pertama di negara itu.
Dia menjabat sebagai MEC (anggota dewan eksekutif) Kesehatan dan Layanan Sosial dari 1994 hingga 1998.
Pada tahun 1998, dia terpilih sebagai Ketua Provinsi ANC.
Dia diangkat sebagai MEC Keuangan dan Pengembangan Ekonomi pada tahun 2001 dan menjabat posisi ini hingga pengangkatannya sebagai Perdana Menteri Western Cape ke-5 pada April 2004. Mcebisi Skwatsha menggantikannya sebagai Ketua Provinsi.
Pada 14 Juli 2008, Rasool diberhentikan dari posisi perdana menteri oleh Komite Eksekutif Nasional ANC karena kepemimpinan ANC tidak menyetujui tindakannya yang memberi preferensi kepada populasi Muslim dan Cape Coloured di Western Cape.
MEC untuk Pengembangan Ekonomi dan Pariwisata, Lynne Brown, ditunjuk sebagai penggantinya.
Rasool kemudian bekerja sebentar sebagai penasihat khusus untuk Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki, sebelum terpilih menjadi Anggota Majelis Nasional pada April 2009.
Presiden Jacob Zuma menunjuknya sebagai Duta Besar Afrika Selatan untuk Amerika Serikat pada Juli 2010.
Dia kembali ke Afrika Selatan pada Februari 2015.
Pada April 2018, Kepala Pemilu Nasional ANC, Fikile Mbalula, mengumumkan Rasool sebagai Kepala Pemilu Provinsi partai untuk pemilihan umum 2019.
Langkah ini dipandang sebagai bagian dari kampanye agar dia kembali sebagai Ketua Provinsi ANC.
Setelah pemilu, dukungan ANC semakin menurun di provinsi tersebut.
Rasool terpilih sebagai Anggota Parlemen Provinsi Western Cape, namun mengajukan pengunduran diri kepada Ketua Dewan yang baru.
Rasool berada di peringkat ke-75 dalam daftar partai nasional ANC untuk pemilihan umum 2024, tetapi peringkat ini tidak cukup tinggi baginya untuk kembali ke Majelis Nasional mengingat penurunan dukungan elektoral ANC pada pemilihan tersebut.
SAKSI KATA: Pengakuan Dosen UNM Dr QDB Soal Dugaan Pelecehan 'Sakit Hati Saya Sudah Terakumulasi' |
![]() |
---|
Mantan Pemred Tribun Timur Dinobatkan Jadi Tokoh Media Berpengaruh Ajang MTA 2025 |
![]() |
---|
Masa Depan Penerimaan Negara Indonesia di Era Digital: Dari Pungutan ke Kepercayaan |
![]() |
---|
Bukan Rapat Biasa, Ini Strategi Cerdas Daeng Manye Mencari 'The Next Top Leader' di Takalar |
![]() |
---|
Annar: Saya Dimintai Rp5 Miliar agar Bebas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.