Profil Ebrahim Rasool Dubes Afsel Diusir Trump dari AS, Pernah Narasumber Tribun Timur Bersama JK
Ebrahim Rasool diusir dari Amerika Serikat lantaran dianggap sebagai persona non grata.
Ebrahim Rasool menjadi narasumber bersama Jusuf Kalla, Hamid Awaluddin, Ilham Akbar Habibie, Prof Anhar Gonggong, Prof Dr Nurhayati Rahman, Prof Makoto Ito, Douglas Laskowske.
Duta Besar Afrika Selatan untuk Amerika Serikat, Ebrahim Rasool menyampaikan, kehidupan Syekh Yusuf dan pengaruhnya di Cape Town.
Ia mengawali ceritanya ketika Syekh Yusuf tiba di Cape Town pada April 1694.
Ketika tiba, sudah ada kehadiran muslim, tetapi belum menjadi komunitas.
Di sana ada cendekiawan mulia lainnya yang berada di pegunungan dan pinggiran Cape Town.
Akan tetapi komunitasnya sendiri adalah komunitas budak yang dibawa dari Indonesia, seperti Jawa, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang bekerja bagi Belanda.
Mereka tidak hanya di sana untuk bekerja, tetapi juga untuk menghentikan pengaruh anti-kolonial mereka.
"Jadi, inilah kondisi Cape Town pada 1694 ketika Syekh Yusuf tiba. Orang-orang yang diasingkan, orang-orang yang patah semangat, orang-orang yang diperbudak," katanya saat jadi pembicara Seminar Internasional Prinsip dan Karakter Bugis-Makassar 4 Ethos dan 4 Jusuf di Hotel Unhas, Tamalanrea, Kota Makassar, Senin (2/9/2024).
Ebrahim Rasool menambahkan, tidak hanya orang Melayu atau Muslim yang diperbudak, Islam dilarang sebagai agama.
Jika ada mempraktikkan agama Islam, langsung dipenjara, dieksekusi atau harta bendanya disita.
Dalam suasana seperti inilah, Syekh Yusuf dari Makassar datang. Kehadiran Syekh Yusuf ini membawa perubahan besar.
Syekh Yusuf seorang pemimpin luar biasa, cendekiawan hebat dan seorang pejuang kemerdekaan yang melanjutkan perjuangan di Cape Town.
"Saya mendapatkan inspirasi sebagai seorang pejuang kemerdekaan melawan apartheid di Afrika Selatan dari warisan Syekh Yusuf Al-Makassari atau Yusuf, seperti yang kita kenal," katanya.
Ebrahim Rasool melanjutkan, Belanda mengetahui ada sosok pria yang memiliki integritas dan kejujuran.
Tidak ada yang bisa membuatnya diam atau bungkam, bahkan penjara di Batavia atau pun pengasingan di Ceylon.
SAKSI KATA: Pengakuan Dosen UNM Dr QDB Soal Dugaan Pelecehan 'Sakit Hati Saya Sudah Terakumulasi' |
![]() |
---|
Mantan Pemred Tribun Timur Dinobatkan Jadi Tokoh Media Berpengaruh Ajang MTA 2025 |
![]() |
---|
Masa Depan Penerimaan Negara Indonesia di Era Digital: Dari Pungutan ke Kepercayaan |
![]() |
---|
Bukan Rapat Biasa, Ini Strategi Cerdas Daeng Manye Mencari 'The Next Top Leader' di Takalar |
![]() |
---|
Annar: Saya Dimintai Rp5 Miliar agar Bebas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.