Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Nasir Suddin

Makna Puasa: Lebih dari Sekedar Menahan Lapar dan Dahaga

Menahan diri dari makan, minum, dan perbuatan yang membatalkan puasa adalah bentuk kedisiplinan yang memperkuat kontrol diri dan kesabaran.

Editor: Sudirman
TRIBUN TIMUR
OPINI - Nasir Suddin Ketua Pembinaan Generasi Muda DPD Wahdah Islamiyah Gowa 

Di sisi lain, puasa juga menjadi momen refleksi untuk mengevaluasi diri. Apakah kita telah menjadi pribadi yang lebih baik? Apakah kita telah memperbaiki hubungan dengan orang lain?

Puasa mengajarkan kita untuk bersabar dan tidak mudah terpancing emosi. Hal ini adalah pelajaran penting yang relevan dalam kehidupan sehari-hari, di mana tantangan dan konflik sering muncul.

Bagi banyak orang, Ramadan adalah waktu untuk memperbaiki kualitas ibadah. Membaca Al- Qur’an, melakukan salat tarawih, dan berdoa adalah aktivitas yang memperdalam keimanan selama bulan suci ini.

Namun, makna puasa juga bersifat universal. Meskipun dirayakan dalam konteks Islam, nilai- nilai yang terkandung di dalamnya, seperti pengendalian diri, empati, dan solidaritas, adalah pesan yang relevan bagi seluruh umat manusia.

Dalam konteks global, puasa dapat menjadi inspirasi untuk merenungkan isu-isu kemanusiaan, seperti kemiskinan, kelaparan, dan ketidakadilan sosial.

Ramadan mengingatkan kita bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari keimanan.

Namun, penting untuk diingat bahwa esensi puasa bukanlah sekedar menahan diri dari yang fisik, tetapi juga membersihkan hati dan pikiran dari hal-hal negatif, seperti iri hati, kebencian, dan kebohongan.

Bagi generasi muda, Ramadan adalah waktu yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual.

Pendidikan tentang makna puasa dapat membentuk karakter generasi penerus yang lebih empatik dan bertanggung jawab.

Di era modern, tantangan untuk menjalani puasa semakin besar. Godaan dari teknologi, media sosial, dan gaya hidup konsumerisme sering kali membuat kita lupa pada esensi sebenarnya dari Ramadan.

Namun, di sisi lain, teknologi juga dapat digunakan untuk mendukung nilai-nilai puasa.

Misalnya, aplikasi yang membantu mengingatkan waktu salat, berbagi inspirasi ibadah, atau menggalang donasi online untuk mereka yang membutuhkan.

Puasa juga memberikan pelajaran penting tentang keadilan sosial. Ketika semua orang, terlepas dari status sosial mereka, menjalani hari dengan menahan lapar dan dahaga, terdapat pesan yang kuat tentang kesetaraan di mata Tuhan.

Pada akhirnya, Ramadan adalah waktu untuk memperbaiki diri, baik secara individu maupun kolektif.

Puasa adalah sarana untuk menciptakan perubahan yang berdampak, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi masyarakat luas.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved