Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini A Muhammad Syafar

Pembelajaran Augmented dan Virtual Reality Solusi Inovasi Teknologi Mengatasi Efisiensi Anggaran

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 diterbitkan sebagai langkah nyata untuk memastikan efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD.

Editor: Sudirman
Dr Ir A Muhammad Syafar AMd ST MT IPM
OPINI - Dr Ir A Muhammad Syafar AMd ST MT IPM Dosen Teknik Informatika UIN Alauddin Makassar 

Oleh: Dr Ir A Muhammad Syafar AMd ST MT IPM

Dosen Teknik Informatika UIN Alauddin Makassar

TRIBUN-TIMUR.COM - Di awal tahun 2025, Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan instruksi yang dapat merubah cara pengelolaan anggaran oleh pemerintah. 

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 diterbitkan sebagai langkah nyata untuk memastikan efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD.

Kebijakan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengelola keuangan negara dengan lebih efektif dan efisien.

Dengan penghematan yang signifikan, diharapkan setiap pengeluaran dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan meningkatkan kualitas pengelolaan anggaran di tingkat pusat maupun daerah.

Efisiensi anggaran adalah upaya untuk mengoptimalkan penggunaan dana dengan mengurangi pemborosan.

Tujuannya adalah untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan menggunakan sumber daya seminimal mungkin.

Dalam konteks ini, pembelajaran augmented dan virtual reality dapat menjadi solusi ideal untuk mengatasi isu efisiensi anggaran.

Teknologi ini tidak hanya dapat meningkatkan efektivitas pelatihan dan pendidikan bagi pegawai pemerintah.

Tetapi juga memungkinkan simulasi pengelolaan anggaran yang lebih baik, sehingga setiap alokasi dana dapat dipertimbangkan secara cermat dan tepat sasaran.

Di tengah tantangan anggaran yang semakin ketat, sektor pendidikan di Indonesia menghadapi dilema dalam menyediakan pengalaman belajar yang berkualitas.

Keterbatasan dana sering kali menghambat inovasi dan pengembangan metode pembelajaran yang efektif.

Namun, dengan kemajuan teknologi, khususnya Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), kita memiliki solusi ideal untuk mengatasi isu efisiensi anggaran dalam pendidikan.

Dalam era digital yang terus berkembang, pemanfaatan teknologi dalam sektor publik menjadi suatu keharusan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan
anggaran.

Pembelajaran augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) menawarkan inovasi yang menjanjikan dalam menciptakan solusi bagi tantangan anggaran yang dihadapi
oleh pemerintah.

Pembelajaran AR dan VR menawarkan pendekatan yang inovatif dan interaktif.

Dengan menggunakan teknologi ini, peserta didik dapat belajar melalui pengalaman langsung yang tidak hanya menarik tetapi juga mendalam.

Misalnya, dalam pelajaran sains, peserta didik dapat menjelajahi struktur sel atau sistem tata surya secara virtual tanpa memerlukan alat peraga fisik yang mahal.

Hal ini tidak hanya menghemat biaya pengadaan alat, tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih baik melalui simulasi yang realistis.

Implementasi pembelajaran AR dan VR juga berpotensi mengurangi biaya pelatihan yang sering kali tinggi, karena pelatihan dapat dilakukan secara mandiri dan fleksibel.

Dengan demikian, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien, sekaligus memastikan bahwa pegawai memiliki keterampilan yang diperlukan untuk
mengelola anggaran dengan baik.

Secara keseluruhan, adopsi teknologi augmented dan virtual reality dalam pembelajaran dan pelatihan dapat menjadi langkah inovatif yang tidak hanya meningkatkan
efisiensi anggaran, tetapi juga mendorong transformasi digital dalam pemerintahan.

Dengan memanfaatkan potensi teknologi ini, pemerintah dapat memastikan bahwa setiap pengeluaran anggaran memberikan dampak yang maksimal bagi masyarakat, serta
menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang lebih transparan dan akuntabel.

Salah satu keunggulan AR dan VR adalah kemampuannya untuk mengurangi biaya perjalanan dan akomodasi dalam kegiatan belajar di luar kelas.

Peserta didik dapat mengunjungi situs bersejarah, museum, atau tempat-tempat penting lainnya tanpa harus meninggalkan ruang kelas.

Dengan cara ini, kita dapat mengurangi pengeluaran yang terkait dengan kegiatan lapangan, sekaligus memberikan pengalaman yang kaya dan beragam kepada peserta didik.

Lebih jauh lagi, teknologi ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Ketika peserta didik terlibat secara aktif, mereka cenderung lebih termotivasi untuk belajar, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil akademis.

Peningkatan hasil belajar ini dapat mengurangi angka pengulangan dan drop-out, yang pada gilirannya akan menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan.

Namun, untuk mewujudkan potensi AR dan VR dalam pendidikan, diperlukan investasi awal dalam pengembangan konten dan infrastruktur teknologi.

Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta sangat penting.

Program pelatihan bagi guru juga harus diperkuat agar mereka dapat memanfaatkan teknologi ini secara efektif dalam proses pembelajaran.

Dalam kesimpulannya, pembelajaran Augmented dan Virtual Reality adalah solusi ideal untuk mengatasi isu efisiensi anggaran dalam pendidikan.

Dengan pendekatan yang inovatif dan penggunaan teknologi yang tepat, kita dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik, interaktif, dan efektif, sekaligus
mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada.

Mari kita sambut masa depan pendidikan dengan semangat inovasi dan kolaborasi demi menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan global.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved