Opini A Muhammad Syafar
Pembelajaran Augmented dan Virtual Reality Solusi Inovasi Teknologi Mengatasi Efisiensi Anggaran
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 diterbitkan sebagai langkah nyata untuk memastikan efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD.
Pembelajaran augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) menawarkan inovasi yang menjanjikan dalam menciptakan solusi bagi tantangan anggaran yang dihadapi
oleh pemerintah.
Pembelajaran AR dan VR menawarkan pendekatan yang inovatif dan interaktif.
Dengan menggunakan teknologi ini, peserta didik dapat belajar melalui pengalaman langsung yang tidak hanya menarik tetapi juga mendalam.
Misalnya, dalam pelajaran sains, peserta didik dapat menjelajahi struktur sel atau sistem tata surya secara virtual tanpa memerlukan alat peraga fisik yang mahal.
Hal ini tidak hanya menghemat biaya pengadaan alat, tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih baik melalui simulasi yang realistis.
Implementasi pembelajaran AR dan VR juga berpotensi mengurangi biaya pelatihan yang sering kali tinggi, karena pelatihan dapat dilakukan secara mandiri dan fleksibel.
Dengan demikian, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien, sekaligus memastikan bahwa pegawai memiliki keterampilan yang diperlukan untuk
mengelola anggaran dengan baik.
Secara keseluruhan, adopsi teknologi augmented dan virtual reality dalam pembelajaran dan pelatihan dapat menjadi langkah inovatif yang tidak hanya meningkatkan
efisiensi anggaran, tetapi juga mendorong transformasi digital dalam pemerintahan.
Dengan memanfaatkan potensi teknologi ini, pemerintah dapat memastikan bahwa setiap pengeluaran anggaran memberikan dampak yang maksimal bagi masyarakat, serta
menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang lebih transparan dan akuntabel.
Salah satu keunggulan AR dan VR adalah kemampuannya untuk mengurangi biaya perjalanan dan akomodasi dalam kegiatan belajar di luar kelas.
Peserta didik dapat mengunjungi situs bersejarah, museum, atau tempat-tempat penting lainnya tanpa harus meninggalkan ruang kelas.
Dengan cara ini, kita dapat mengurangi pengeluaran yang terkait dengan kegiatan lapangan, sekaligus memberikan pengalaman yang kaya dan beragam kepada peserta didik.
Lebih jauh lagi, teknologi ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Ketika peserta didik terlibat secara aktif, mereka cenderung lebih termotivasi untuk belajar, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil akademis.
Peningkatan hasil belajar ini dapat mengurangi angka pengulangan dan drop-out, yang pada gilirannya akan menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan.
Namun, untuk mewujudkan potensi AR dan VR dalam pendidikan, diperlukan investasi awal dalam pengembangan konten dan infrastruktur teknologi.
Sosok dr Gaffar T Karim Plt Direktur RSUD Syekh Yusuf Gowa |
![]() |
---|
Launching Kampus Kopi di Sinjai, Mahasiswa UNM Gandeng Kawasan Madaya |
![]() |
---|
Berselisih dengan Istri Polisi, IRT Asal Gowa Jadi Tersangka di Polrestabes Makassar |
![]() |
---|
Andi Muhammad Rekrut 49 Pengurus, Lampaui Jumlah Partai NasDem Sulsel |
![]() |
---|
Apa Peran Jufri Rahman? KI Panggil Sekprov Sulsel Sengketa Toserba Pengayoman vs Disnakertrans |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.