Opini Muammar Bakry
Ramadan dengan Cinta 8: Cintah Tanah Air
Artinya tanah air adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan seseorang.
Oleh: Muammar Bakry
Imam Besar Masjid Al Markaz Al Islami Jenderal M Jusuf
TRIBUN-TIMUR.COM - Suku dan bangsa adalah hal utama dalam kehidupan manusia. Suku dan bangsa adalah bagian dari tanah air yang tidak bisa dipisahkan.
Artinya tanah air adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan seseorang.
Secara alami kodrat manusia ditentukan memiliki tanah air di mana ia dilahirkan.
Membenci tanah airnya berarti juga membenci sunnatullah yang Allah tetapkan di muka bumi.
Allah swt jadikan kita berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dengan identitas yang masing masing melekat padanya.
Jika manusia masih normal secara alami, tidak ada yang merasa menyesal terlahir dari satu suku tertentu.
Justru manusia selalu merasa bangga dengan suku dan bangsa di mana ia lahir.
Karena itu hal yang sangat wajar dan manusiawi jika ada orang selalu kangen ingin pulang kampungnya merasakan dan membayangkan masa kecilnya dahulu, jika berada di perantauan.
Orang yang ada di luar negeri selalu rindu dengan Indonesia, orang yang ada di luar kampungnya seperti Soppeng, Malang, Ponorogo, Jeneponto dan lain-lain selalu kangen mudik jika ia berada di daerah rantauan.
Mengapa Nabi Muhammad saw menangis tersedu-sedu ketika beliau akan meninggalkan Makkah menuju ke Yastrib (Madinah)? Beliau berkata “Demi Allah, engkau (Makkah) adalah bumi yang dicintai Allah.
Andai saja aku tidak dikeluarkan oleh orang-orang pendudukmu, niscaya aku tidak akan meninggalkanmu”.
Salah satu dari sekian jawabannya, karena Nabi Muhammad saw sangat mencintai tempat yang menjadi tanah kelahirannya.
Kesan mendalam sampai beliau menangis, meneteskan air mata, dan bahkan bersumpah atas nama Allah, memberi isyarat akan kecintaan yang mendalam terhadap Makkah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.