Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Headline Tribun Timur

Kotak Amal Tarawih Terimbas Pemangkasan Anggaran

Terkonfirmasi di beberapa masjid di Makassar, isi celengan tarawih anjlok di banding Ramadan tahun sebelumnya.

Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR
RAMADAN - Kotak amal masjid ikut menurun di Makassar selama Ramadan 2025. Salah satu penyebabnya ialah efisiensi anggaran. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Isi kotak amal atau celengan Tarawih menjadi isu di awal Ramadan 1446 H/2025 M. 

Terkonfirmasi di beberapa masjid di Makassar, isi celengan tarawih anjlok di banding Ramadan tahun sebelumnya.

“Ramadan tahun lalu, isi celengan tarawih di awal-awal Ramadan rata-rata Rp300 ribuan hingga Rp400-an ribu. Ramadan kali ini, hingga malam kelima ini belum pernah mencapai Rp200 ribu,” kata M Taslim, pengurus masjid di Parangtambung, Makassar, usai menghitung isi celengan tarawih, Selasa (4/3) malam.

Taslim dan pengurus masjid lainnya mengaku sengaja tidak mengundang penceramah full 30 malam dalam Ramadan ini. Hal ini untuk menyiasati kemungkinan terburuk.

Rerata masjid di Makassar mengeluarkan amplop penceramah tarawih sebesar Rp300 ribu semalam. Ini belum termasuk honor ceramah subuh dan honor imam tarawih.

Beberapa pengurus masjid mulai memikikirkan untuk memangkas isi amplop penceramah, menyesuaikan dengan isi celengan tarawih

“Ada usulan dari pengurus untuk menyesuaikan dengan isi celengan, tapi tidak bisa karena sudah telanjur kita sudah keluarga sesuai tahun sebelumnya,” kata seorang pengurus masjid.

Banyak faktor dinilai memengaruhi menurunnya isi celengan masjid. Termasuk diduga karena adanya kebijakan pemangkasan anggaran.

“Besar kemungkinan memang dipengaruhi oleh pemangkasan anggaran itu. Karena ada pemangkasan anggaran, banyak proyek tidak jalan. Warga juga memilih menyimpan uang untuk jaga-jaga, atau memang tidak ada uang untuk celengan karena tidak ada kegiatan atau karena penghasilan menurun,” jelas Ketua I Ikatan Alumni (IKA) Badan Koordinasi Pengurus dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Sulsel, M Basri Gaffar. 

Menurut Basri Gaffar, sejatinya kondisi tersebut tidak memengaruhi ghirah dan semarak Ramadan 1446 H ini.

“Kami di Masjid Takdir Hasan Saleh Parangtambung akan tetap mengadakan kegiatan lomba-lomba Ramadan untuk anak-anak kami, seperti Ramadan sebelumnya. Kegiatan amaliah Ramadan seperti ini sangat positif untuk pengembangan mental spiritual generasi,’ kata Basri Gaffar yang juga Ketua Umum Pengurus Masjid HM Takdir Hasan Saleh.

Hak Jamaah

Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulsel merespon fenomena menurunnya pendapatan masjid dari isi kotak amal.

Ketua DMI Sulsel, Mayjen TNI (Purn) H Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki mengatakan, sumbangan dalam celengan ataupun infaq merupakan hak setiap jamaah yang juga dipengaruhi oleh kondisi ekonominya.

“Mengenai infaq, sedekah dan apapun namanya itu di masjid. Itu memang tergantung jamaah. Jamaah inikan bermacam-macam, ada yang mampu dan ada yang tidak mampu,” kata Andi Muhammad, Rabu (5/2).

Hanya saja, untuk memantik simpatik jamaah agar rajin berinfaq, memang perlu ada pembenahan di tataran pengurus masjid.

“Kalau memang ada masjid yang sangat kurang (isi) celengannya, berarti yang saya pertanyakan manajemen masjidnya,” ujarnya.

Terlebih, kata Andi Muhammad, di bulan puasa saat ini, masjid cenderung ramai oleh banyaknya jamaah yang hadir untuk salat lima waktu ataupun tarwih.

“Apalagi hari Jumat, pasti adalah yang nyumbang, apalagi tarwih. Fenomena ini informasinya saya baru dengar sebenarnya,” terang Andi Muhammad.

Jika fenomena itu terus meluas lanjut Andi Muhammad, dirinya akan segera mengambil langkah-langkah konsolidasi dan solutif.

Utamanya kata dia, pembenahan pengurus untuk jajaran Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) agar lebih memacu peran aktif jamaah dalam memakmurkan masjid.

Sebab, dengan meningkatkannya antusiasme masyarakat atau jamaah ke masjid, maka persoalan yang ada akan mudah diatasi.

“Prinsipnya, ini bukan karena kurangnya (jamaah yang mengisi celengan atau infaq). Tapi ini perlu adanya pemberdayaan jamaah. Mungkin saja kurang juga jamaah, itu nanti kita pertanyakan,” sebutnya.

Adapun langkah-langkah yang akan diambil untuk meningkatkan minat jamaah menyalurkan sedekah atau infaqnya ke mesjid, lanjut Andi Muhammad, yaitu dengan memperbaiki manajemen pengurus masjid yang ada.

“Kita akan dorong bagiamana pengurus DMI berupaya bagaimana memakmurkan masjid, nanti masjid makmur kemudian memakmurkan jamaah,” terang mantan Pangdam XIV Hasanuddin ini.

Al Markaz Himpun Rp6 Juta Semalam

Sumbangan Masjid Al Markaz Al Islami Makassar melalui kotak amal mencapai Rp6 juta setiap malam di bulan Ramadan 1446 Hijriah.

Sekretaris Panitia Amaliyah Ramadan Masjid Al Markaz Al Islami Makassar, Muannas mengatakan, sumbangan Rp 6 juta itu hanya dari kotak amal malam tarwih.

“Untuk rata-ratanya Rp 6 juta per malam. Kadang lebih, kadang kurang sedikit. Rp 6 juta itu hanya dari kotak amal tarwih saja,” katanya saat dihubungi Tribun-Timur.com, Rabu (5/3).

Ditanya soal adanya kenaikan atau penurunan sumbangan di Ramadan kali ini, Muannas mengaku tak tahu.

“Saya nda hafal, belum dicek berapa tahun lalu,” akunya.

Ia menyebut, sumbangan yang masuk dialokasikan untuk pembiayaan masjid.

Seperti buka puasa, untuk operasional listrik dan air dan renovasi tempat wudhu.

“Jadi pengalokasiannya seperti itu,” terangnya.

Panitia Amaliyah Ramadan Masjid Al Markaz Al Islami Makassar memiliki sejumlah program dijalankan selama Ramadan.

Pertama buka puasa bersama. Sebanyak 1.500 porsi makanan dan takjil disiapkan kepada masyarakat yang ingin buka puasa di Masjid Al Markaz Al Islami.

“Buka puasa itu sekira 1.500 porsi disiapkan per harinya,” ungkap Ketua Panitia Amaliyah Ramadan Masjid Al Markaz Al Islami Farouk M Betta saat ditemui Rabu siang.

Ia membeberkan, menu buka puasa sumbangan dari berbagai kalangan, seperti rektor, pejabat politisi hingga pengusaha.

Bagi masyarakat yang ingin datang buka puasa harus datang lebih awal. Sebab, menu buka puasa diberikan berdasarkan kupon.

“Paling tidak sejam sebelum buka puasa sudah ada di sini. Takutnya kalau jelang buka puasa baru datang kuponnya sudah habis,” tuturnya.

Kedua ada kegiatan tadarus. Tadarus satu juz per hari, dilaksanakan setelah salat subuh dan Asar.

Ketiga, lanjut Farouk, ada malam Nuzul Quran. Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi dijadwalkan hadir langsung.

Keempat akan dilaksanakan itikaf 10 hari terakhir Ramadan.

Nantinya dilakukan salat lail, salat tasbih dan salat tahajud. Ditutup dengan sahur bersama.

Sebanyak 1.000 makanan disiapkan untuk sahur bersama.

Kelima, lomba dai cilik. Batas usianya 18 tahun. 

Farouk menuturkan, lomba dai cilik ini kerjsama dengan Bank Indonesia dan ustaz Das’ad Latif.

Ditargetkan 100 peserta akan berpartisipasi. Sekarang sudah 60 peserta yang mendaftar.

Keenam, ada lomba bedug. Kegiatan ini akan digelar di akhir Ramadan.

“Kita upayakan untuk memaksimalkan bulan Ramadan ini,” ucapnya.

Untuk penceramah, Farouk menyebut, sebanyak 121 penceramah disiapkan. 

Mereka akan berceramah di tarwih, subuh, zuhur dan kultum jelang buka puasa.

“Penceramah kita lokal. Ada versi Bahasa Makassar, Bahasa Bugis,” ucapnya.

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved