Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Fenomena Berkurangnya Isi Celengan Masjid, Ekonom Unhas: Tanda Masyarakat Sedang Masa Sulit

Terkonfirmasi di beberapa masjid di Makassar, isi celengan tarawih anjlok dibanding Ramadan tahun sebelumnya.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Alfian
Dokumentasi Pribadi/Andi Nur Bau Massepe
CELENGAN MASJID - Pengamat Ekonomi Bisnis Universitas Hasanuddin, Andi M Nur BauMassepe, menanggapi fenomena berkurangnya isi celengan masjid di Makassar. Andi Nur Bau Massepe menilai berkurangnya isi celengan masjid sebagai pertanda masyarakat sedang dalam kondisi sulit. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Fenomena menurunnya isi celengan beberapa masjid di Kota Makassar dan sekitarnya mendapat tanggapan dari berbagai pihak.

Salah satunya Pengamat Ekonomi Bisnis Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Andi M Nur Bau Massepe.

Andi Nur Bau Massepe menilai bahwa berkurangnya isi celengan masjid sebagai tanda masyarakat sedang kesulitan.

“Menurut saya bila celengan di masjid berkurang, bisa menandakan bahwa masyarakat sedang mengalami masa sulit,” katanya, saat dihubungi Tribun-Timur.com, Kamis (6/3/2025).

Menurutnya, kondisi masyarakat yang kesulitan akan terbatas dalam memberi sumbangan.

Kalaupun menyumbang, dana yang dikeluarkan dalam jumlah kecil.

Andi Nur Bau Massepe menambahkan, kondisi masyarakat yang sulit dipengaruhi juga kondisi ekonomi saat ini.

Baca juga: Faktor Ekonomi dan Manajemen Jadi Sorotan DMI Sulsel Atas Fenomena Berkurangnya Isi Celengan Masjid

“Harga barang-barang pokok naik, LPG, BBM, ini kan kalau kita liat datanya naik 20 sampai 30 persen satu tahun belakangan ini,” katanya.

“Jadi masyarakat juga membatasi budgetnya,” sambung Andi Nur Bau Massepe.

Diberitakan sebelumnya, isi kotak amal atau celengan Tarawih menjadi isu di awal Ramadan 1446 H/2025 M. 

Terkonfirmasi di beberapa masjid di Makassar, isi celengan tarawih anjlok dibanding Ramadan tahun sebelumnya.

"Ramadan tahun lalu, isi celengan tarawih di awal-awal Ramadan ra- ta-rata Rp300 ribuan hingga Rp400-an ribu. Ramadan kali ini, hingga malam kelima ini belum pernah mencapai Rp200 ribu," kata M Taslim, pengurus masjid di Parang Tambung, Makassar, usai menghitung isi celengan tarawih, Selasa (4/3/2025) malam.

Taslim dan pengurus masjid lainnya mengaku sengaja tidak mengundang penceramah full 30 malam dalam Ramadan ini. 

Hal ini untuk menyiasati kemungkinan terburuk.

Rerata masjid di Makassar mengeluarkan amplop penceramah tarawih sebesar Rp300 ribu semalam. 

Ini belum termasuk honor ceramah subuh dan honor imam tarawih.(*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved