Resensi Buku Sang Pembebas
Bedah Buku Sang Pembebas, Ulas Sosok Aru Palakka Bebaskan Orang Bugis dari Perbudakan
Novel sejarah Sang Pembebas ini hasil karya budayawan Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof Halilintar Lathief.
|
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/KASWADI
Penulis Novel Sejarah Sang Pembebas, Prof Halilintar Lathief (sembilan dari kiri) bersama Wakil Pemimpin Redaksi Tribun Timur, AS Kambie (delapan dari kanan) dan Kritikus Sastra, Budayawan, Andi Mahrus Andis (delapan dari kiri) dalam dialog budaya di Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat Theologia Indonesia Timur (STFT INTIM), Jl Baji Dakka, No 7, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, Kamis (20/2/2025). Novel Sang Pembebas membahas sosok Raja Bone, Arung Palakka.
Meski berlatar belakang sejarah, Prof Halilintar mengaku novel hasil karyanya ini cukup ringan dibaca.
Meski pembuktiannya tidak perlu serius, tapi merupakan fakta sejarah.
“Kebenaran harus tetap diangkat,” ucapnya.
Salah satu menjadi perhatian dalam buku Sang Pembebas ini adalah dimensi cinta.
Dalam novel ini Prof Halilintar tak terlalu mengulas soal dimensi cinta.
Ia mengaku dimensi percintaan itu sebenarnya disembunyikan. Nantinya akan dimunculkan di novel kedua berjudul, La Suni Karaeng Massepe.
“Di situ ada penculikan, perselingkuhan, politik, tahta, anita. Di novel kedua, lebih banyak di situ (dimensi cinta),” ungkapnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.