Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Tribun Timur

Nostalgia 78 Tahun HMI: Kanda Dimana, Kita Iya Dinda Dimana?

Seorang senior yang saat itu menjadi pejabat publik dengan gaji dan tunjangan yang lumayan besar untuk ukuran kala itu. 

Editor: Saldy Irawan
dok pribadi/anshar aminullah
Anshar Aminullah (opini) 

Anshar Aminullah 
(Dewan Pakar Kahmi Sulsel)
 


TRIBUN-TIMUR.COM - Pada suatu waktu, salah seorang aktivis dengan sekelumit kisah "Kanda di mana, Dinda dimana" sedang bersiap dengan proposal di tangan dan segudang harapan cair disaat suasana beku depan ruangan tunggu.

Saat berada di depan ruangan kerja seniornya, sosok yang selalu dia dengar namanya dari mulut ke mulut pemateri di ruang pengkaderan yang dijalaninya.

Seorang senior yang saat itu menjadi pejabat publik dengan gaji dan tunjangan yang lumayan besar untuk ukuran kala itu. 

Tak berselang lama, lalu di SMS lah seniornya itu "kanda di mana?, seniornya dengan cepat membalasnya" kita iya dinda, dimanaki?, juniornya dengan sisa SMS gratisnya juga membalas "kitamo dulu kanda?", seniornya lebih ngotot "kitami dulu dinda di manaki".

Rupanya balas berbalas SMS itu adalah semacam strategi menjejaki kondisi. Saat dibalas oleh sang junior "saya di depan ruangan ta kanda". Seniornya pun menjawab "aiii... Saya lagi di luar kantor dinda". Dan sang senior pun lolos dari proposal untuk saat itu. 

Sekelumit kisah di atas menjadi bahagian dari dinamika dan roller coaster kehidupan seorang aktivis.

Yang jika beruntung, akan jadi bekal berharga saat nasib baik berpihak kepadanya.

Entah sebagai seorang pejabat maupun pengusaha sukses. Sebab dalam kehidupan berorganisasilah banyak dialektika.

Meskipun banyak bawaan drama dan suasana dilematis yang memusingkan, namun tetap menyenangkan.

Bagaimana nikmatnya berorganisasi justru acapkali berada di part sedih itu. 

Perekat Emosional

Kalimat pertanyaan di atas sudah menjadi semacam tradisi menyapa bahkan hingga di 78 tahun usia Himpunan Mahasiswa Islam tepat di 5 Februari ini. Kanda Dimana, Dinda dimana, termasuk kalimat Posisi, Petunjuk dan Adakah menjadi kalimat perekat emosional meskipun kadang-kadang terdengar sedikit rasa 'horor' saat mendapatkan pertanyaan dari salah satu kalimat tersebut.

Kalimat ini tak lekang oleh waktu, dia tetap memiliki daya kontrol, etos kebersamaan, dan nyaris menjadi terminologi kultur para aktivis berstatus mahasiswa. 

Kalimat-kalimat singkat di atas secara perlahan namun pasti, mampu menjadi energi sejarah bagi yang pernah berbalas sahut-menyahut pada penggunaan kepada seniornya.

Halaman
123
Tags
HMI
Kanda
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved