Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Stem Cell Hadir di RS Unhas, Harapan Baru untuk Kesehatan dan Kemajuan Kesehatan di KTI

Layanan stem cell di RS Unhas adalah hasil kolaborasi antara Celltech Stem Cell Centre Vinski Tower dan Lembaga Riset Stem Cell Unhas Celltech.

Penulis: Muh. Abdiwan | Editor: Muh. Abdiwan
TRIBUN-TIMUR.COM/MUHAMMAD ABDIWAN
STEMCEL CENTRE - Direktur Celltech Stem Cell Center Vinski Tower, Prof. Deby Vinski (berdiri) menghadiri launching Celltech Stemcel Centre Vinski Tower di Rumah Sakit Pendidikan Unhas, Sabtu (24/01). Layanan stem cell ini menjadi salah satu rangkaian peringatan dies natalis Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Suasana haru dan antusiasme menyelimuti peluncuran Celltech Stem Cell Centre di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (RS Unhas). Acara yang digelar pada Sabtu (24/01) ini bukan sekadar seremoni biasa, melainkan momen bersejarah yang membawa angin segar bagi masyarakat di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Bagi banyak keluarga, kehadiran layanan stem cell di Makassar adalah jawaban atas doa-doa yang selama ini terpendam. Tak perlu lagi merogoh kocek dalam-dalam atau menghabiskan waktu berhari-hari untuk berobat ke Jakarta. Kini, harapan itu ada di depan mata, tepat di RS Unhas.

Stem cell atau sel punca adalah sel induk yang memiliki kemampuan luar biasa untuk memperbanyak diri dan berubah menjadi berbagai jenis sel. Sel ini ibarat “pahlawan super” dalam tubuh, mampu meregenerasi sel-sel yang rusak dan memperbaiki sistem imun yang lemah.

Salah satu sumber sel punca yang paling berharga adalah tali pusat atau yang biasa kita kenal sebagai tali pusar bayi. Sel punca ini akan aktif ketika ada sel dalam tubuh yang mengalami kerusakan fungsi, memberikan harapan baru bagi mereka yang menderita berbagai penyakit.

“Lebih dari 80 penyakit yang sudah diteliti, mulai dari Demensia, Parkinson, Alzheimer, Autism, hingga Autoimun,” ujar Prof. Deby Vinski, Direktur Celltech Stem Cell Center Vinski Tower, dengan mata berbinar. Darah dan jaringan di tali pusar, menurutnya, bisa menjadi penyelamat bagi banyak orang.

“Suntikan masuk pembuluh darah, darah akan berjalan ke otak. Nah, kombinasi terapi. Kalau HB kurang, HB dinaikkan,” lanjutnya.

Prof. Deby Vinski tidak hanya membawa teknologi canggih, tetapi juga membawa cerita-cerita inspiratif yang menyentuh hati. Salah satunya adalah kisah Ustazah Oki Setiana Dewi dan anaknya, Sulaiman, yang berhasil sembuh setelah menjalani terapi stem cell.

“Ibunda Oki yang menderita autoimun selama 17 tahun juga akhirnya menemukan kesembuhan. Ini adalah bukti nyata bahwa stem cell bisa menjadi jawaban,” cerita Deby dengan suara penuh haru.

Tidak hanya Oki, tokoh-tokoh ternama seperti Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, HM Jusuf Kalla, Surya Paloh, dan Hotman Paris Hutapea juga telah merasakan manfaat terapi ini. Kini, dengan hadirnya layanan di Makassar, masyarakat biasa pun bisa merasakan manfaat yang sama.

“Saya ingin manfaatkan ini untuk health tourism. Saya sudah minta untuk Bank Tali Pusar, tidak usah simpan di Singapura maupun Malaysia. Bisa simpan di RS Unhas, nanti pesawat jemput. Masukkan kulkas, minus 4 derajat saja itu sudah bisa disimpan,” kata Prof. Deby dengan semangat.

Layanan stem cell di RS Unhas adalah hasil kolaborasi antara Celltech Stem Cell Centre Vinski Tower dan Lembaga Riset Stem Cell Unhas Celltech. Kolaborasi ini telah dirintis sejak 2016, dan akhirnya terwujud sebagai kado istimewa untuk dies natalis Fakultas Kedokteran Unhas.

“Ini adalah langkah nyata untuk membawa pengobatan terbaik ke masyarakat Sulawesi,” ujar Prof. Deby dengan penuh semangat.

Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, menyambut baik kolaborasi ini. “Indonesia kehilangan lebih dari 100 triliun rupiah per tahun karena pasien kelas menengah atas mencari pengobatan high technology di luar negeri. Dengan hadirnya layanan ini, kami berharap dapat mengurangi ketergantungan pada layanan kesehatan luar negeri,” ujarnya.

Celltech menggunakan Quantum Closed System, satu-satunya sistem terapi sel punca di Indonesia yang telah terakreditasi oleh World Council for Preventive, Regenerative and Anti-Aging Medicine (WOCPM) dan World Council of Stem Cell (WOCS).

Teknologi ini berbasis digital dan menjamin kualitas serta akurasi sel yang dihasilkan, meminimalisasi risiko kontaminasi, dan mempercepat proses pembuatan sel dibandingkan metode konvensional.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved