Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Waspadai Bediding di Musim Kemarau: Suhu Dingin Bisa Picu Gangguan Kesehatan

Fenomena bediding, atau turunnya suhu secara signifikan pada malam hingga pagi hari selama musim kemarau, dirasakan di berbagai wilayah Indonesia.

Editor: Muh Hasim Arfah
DOK TRIBUN TIMUR
FENOMENA BEDIDING-dr Wachyudi Muchsin, pemerhati kesehatan memberikan analisis soal Fenomena bediding, atau turunnya suhu secara signifikan pada malam hingga pagi hari selama musim kemarau, kembali dirasakan di berbagai wilayah Indonesia. Udara dingin menusuk mulai menjadi keluhan umum masyarakat. 

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA- Fenomena bediding, atau turunnya suhu secara signifikan pada malam hingga pagi hari selama musim kemarau, kembali dirasakan di berbagai wilayah Indonesia.

Terutama di daerah pegunungan dan dataran tinggi seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, serta wilayah Nusa Tenggara, udara dingin menusuk mulai menjadi keluhan umum masyarakat.

Meski dianggap sebagai hal yang lumrah di musim kemarau, para ahli kesehatan mengingatkan bahwa perubahan suhu yang ekstrem ini tidak boleh dianggap sepele.

dr Wachyudi Muchsin, pemerhati kesehatan yang dikenal luas dengan sapaan dokter koboi, menyatakan bahwa kondisi ini dapat memicu berbagai gangguan kesehatan, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.

“Saat malam dan dini hari, suhu bisa turun secara drastis hingga di bawah 18 derajat Celsius. Kondisi ini bisa menyebabkan penurunan sistem imun, sehingga tubuh lebih rentan terhadap serangan virus dan bakteri,” ujarnya saat diwawancarai pada Jumat (18/7/2025).

Baca juga: Taruna Ikrar, Hasrullah, Wachyudi Muchsin Gagas KKN Internasional di Hadapan Eks Wali Kota Mekkah

Secara ilmiah, bediding terjadi akibat minimnya tutupan awan selama musim kemarau.

Tanpa awan, panas yang diserap bumi pada siang hari cepat terlepas ke atmosfer di malam hari, menyebabkan penurunan suhu yang tajam.

Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa suhu minimum di beberapa wilayah pegunungan bahkan dapat menyentuh 14°C, menciptakan selisih suhu siang dan malam yang sangat kontras.

Kondisi suhu yang dingin ini, menurut dr. Wachyudi, bisa berdampak langsung terhadap kesehatan.

Beberapa gangguan yang kerap muncul meliputi:

  • Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) seperti batuk, pilek, flu, dan radang tenggorokan
  • Eksaserbasi penyakit kronis seperti asma dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
  • Tekanan darah meningkat, berisiko bagi penderita hipertensi dan penyakit jantung
  • Gangguan tidur dan hipotermia ringan, terutama pada bayi dan lanjut usia

“Perubahan suhu yang ekstrem memicu stres fisiologis pada tubuh. Bagi penderita penyakit kronis, hal ini bisa menjadi pencetus kekambuhan,” tambahnya.

Sebagai langkah antisipatif, masyarakat dianjurkan untuk mengambil beberapa tindakan preventif selama periode bediding:

  • Menggunakan pakaian hangat dan selimut tebal saat malam hingga pagi
  • Mengonsumsi makanan dan minuman hangat untuk menjaga suhu tubuh dan daya tahan
  • Menjaga hidrasi tubuh dengan asupan cairan yang cukup
  • Menghindari aktivitas fisik berat di pagi hari, terutama bagi penderita hipertensi dan jantung
  • Memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila muncul gejala seperti batuk, demam, atau sesak napas yang berkelanjutan

Selain langkah-langkah tersebut, dr. Wachyudi menekankan pentingnya edukasi masyarakat mengenai fenomena bediding melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk media massa dan layanan kesehatan.

“Bediding bukan sekadar ‘dingin biasa’. Ini fenomena alam yang nyata dan punya implikasi medis. Dengan edukasi dan kesiapsiagaan, kita dapat mengantisipasi dampaknya secara bijak,” tutupnya.

Fenomena bediding memang menjadi bagian dari siklus alam, namun dampaknya terhadap kesehatan manusia harus tetap diwaspadai.

Dengan pemahaman dan penanganan yang tepat, masyarakat dapat tetap menjalani musim kemarau dengan aman dan sehat.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved