Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wawancara Eksklusif Tribun Timur

Pemerintah Hemat Anggaran, Saatnya Sulsel Fokus Diversifikasi Wisata

Pemangkasan anggaran perjalanan dinas 50 persen membuat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan khawatir.

Penulis: Hasriyani Latif | Editor: Hasriyani Latif
YouTube Tribun Timur
BISNIS HOTEL - Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga bicara tentang dampak pemangkasan anggaran perjalanan dinas dalam Podcast Ngobrol Virtual Tribun Timur, Senin (27/1/2025). Kebijakan pemerintah ini disebut akan membuat bisnis perhotelan lesu. 

Dampaknya?

Ketika terjadi pengurangan aktivitas di hotel, sirkulasi rentetan bisnis yang terikat akan kesusahan. Seperti petani, peternak, UMKM, transportasi, dan pada akhirnya saya khawatir dampak pada lesunya tingkat huni rasionalisasi jumlah karyawan. Dengan efek bisnis yang melesu maka hitung-hitungan pengembalian dana jadi sebuah pertimbangan. Sangat panjang mata rantai dampak dari kebijakan pemerintah yang berani memangkas sampai 50 persen.
Apa substitusi yang bisa mendorong keberlanjutan ekonomi dan pertumbuhan aktivitas bisnis perhotelan. Kalaupun akan diperbanyak event itu tidak sebanding dari pasar yang sustain dari kementerian. Kalau ekonomi daerah tidak berkembang bagaimana nasional. Mana bisa mencapai pertumbuhan 8 persen seperti yang diharapkan pemerintah.

Potensi PHK?

Rasa-rasanya akan seperti itu karena untuk menyeimbangkan bertahannya sebuah usaha. Volume pekerjaan berkurang maka konsekuensinya melakukan rasionalisasi. Salah satu karakter bisnis hotel dan restoran adalah padat karya, jumlah karyawan banyak maka biaya karyawan sangat besar. 

Sejauh ini gerakan PHRI?

Pada Munas PHRI di Bogor nantinya salah satu hal yang jadi isu adalah apa yang akan dilakukan untuk penyelamatan industri yang telah terbukti memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah. Makassar, misalnya, pajak hotel dan restorannya tiga terbesar PAD. Artinya nilainya sangat signifikan.

Ada informasi dari pemprov?

Belum ada pertemuan secara intens membahas ini, tapi statement Pj Gubernur Prof Fadjry Djufry sangat mendorong hadirnya investasi. Saya sangat setuju karena dengan hadirnya investasi terjadi pergerakan ekonomi. Hotel tergantung pada pertumbuhan ekonomi daerah. Beliau juga akan mendorong berbagai kegiatan-kegiatan. Rakor pangan di Makassar, misalnya.

Bisnis resto di Makassar?

Tagline Makassar sebagai Kota Makan Enak menjadi sebuah kekuatan dan restoran di Makassar telah siap, mulai dari aspek kelayakan, produk, promosi. Bahkan pemerintah telah mendeclair itu sudah selaras. Tapi siapa yang mau datang ke restoran? Kalau hanya mengandalkan market lokal sangat terbatas. Yang sangat kita harapkan adalah market luar. Bisa dibayangkan jika ada event besar semua bergerak. 
Gagasan beliau sangat terukur/konkret dan tidak terlalu muluk-muluk. Kita melihat teman-teman hotel hanya hidup dari kegiatan social event seperti pernikahan, akad nikah, tapi itu terbatas pada hotel yang memiliki ballroom.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved