Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mappinawang Meninggal

In Memoriam Kak Mappi: Saya Anak Guru Dipaksa Masuk Pesantren, Tak Ada Garis Tangan Jadi Politisi

“Kau disebut orang bijak saat semua teman dan kenalanmu yang kukenal mengaku, ‘Saya orang paling dekat dengannya.’”

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Edi Sumardi
DOK TRIBUN TIMUR/KASWADI ANWAR
SOSOK MAPPINAWANG - Mappinawang semasa menjadi Ketua Tim Penjaringan dan Penyaringan Balon Ketua KONI Sulsel pada 2022 lalu. Mantan Ketua KPU Sulsel itu meninggal dunia, Selasa (28/1/2025), dan menyisakan duka bagi banyak sahabatnya. 

Di situ, rasa kagumku pada Kak Mappi semakin bertumbuh.

Baca juga: Isak Tangis Selimuti Rumah Duka Mappinawang Mantan Ketua KPU Sulsel

Oleh seniornya, seperti Kak Ilyas Amin, Rudianto Asapa, Nasiruddin Pasigai, Zohra A. Baso, Hamid Awaludin, Taslim Arifin, Christina Josep, dan banyak lagi, dia didaulat menjadi Ketua Aksi Pembela Pro Reformasi.

Organisasi ad-hoc ini adalah “organ bayangan” aktivis pro-demokrasi dengan afiliasi gerakan ke YLBHI Jakarta, yang dipimpin tokoh-tokoh seperti Adnan Buyung Nasution, Goenawan Mohamad, Bambang Widjojanto, dan banyak lagi.

Bagiku, Kak Mappi adalah sosok yang berwibawa.

Dia adalah pribadi yang mendahulukan kebutuhan daripada keinginan.

Dia memiliki idealisme pragmatik: uang bukan tujuan, melainkan hanya sarana mencapai tujuan.

Intonasi bicaranya datar, namun kalimat-kalimatnya lugas, tegas, dan pantas dijadikan kutipan.

Dia berperawakan tegar, dada bidang, dengan kumis dan senyuman yang selalu melekat.

Baca juga: Sosok Mappinawang di Mata Sudirman Natsir: Pribadi yang Sangat Baik

Kak Mappi adalah sosok narasumber sekaligus informan yang tak pelit berbagi cerita untuk berita.

Namun, dia juga bijak—tak pernah menjawab atau membagikan data jika tidak ditanya.

Dia ikut merintis beberapa organisasi pembela hukum berbasis isu publik strategis, seperti LBH Pers, Lembaga Perlindungan Anak (LPA), dan menjadi koordinator pembela kasus-kasus pro rakyat kecil. Kak Mappi juga sering mengabari kami soal isu lingkungan yang digarap WALHI.

Dia bahkan menjadi semacam “buku telepon berjalan” bagi para jurnalis di Makassar.

Nomor telepon dan latar belakang tokoh publik, aktivis, akademisi, pejabat, politisi, hingga preman, kerap kudapat darinya.

Ketika menjadi Ketua LBH Makassar (1997–2003) menggantikan Nasiruddin Pasigai, interaksinya dengan jurnalis semakin intens.

Dia adalah negosiator sekaligus mediator yang piawai. Sosok yang to the point, informal, peduli, dan teman ngopi yang asyik untuk dimintai nasihat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved