Kolom Andi Suruji
Kolom Andi Suruji: Pulang Betul-mi Pak Alwi
Berita Pak Alwi Hamu meninggal bertebaran. Hampir semua grup WhatsApp mengabarkannya.
Ia pun menceritakan panjang lebar masalahnya.
"Cerita ini benar. Tetapi walaupun benar, tidak bijaksana jika kau tulis di koranmu. Karena akan membuka aib orang dan mempermalukannya," katanya, dalam bahasa Bugis.
Kata-kata Pak Alwi itu melekat betul dalam ingatan saya.
Prinsip ini saya pegang selama karier panjang saya sebagai jurnalis.
Bahwa informasi yang benar belum tentu bijaksana.
Saya bersyukur bisa dekat dengan Pak Alwi, Pak JK dan Pak Aksa.
Ada rasa nyaman dan tenteram berada di dekatnya, walaupun tidak setiap saat.
Satu kesamaan perlakuan mereka yang saya alami, yakni memeluk pundak atau menggandeng tangan saat berjalan bersamanya.
Simbol kehangatan, kekeluargaan dan persahabatan yang tak terucapkan, tetapi terasa mendalam.
Di antara mereka, Pak JK, Pak Alwi, Pak Aksa, dan sahabat-sahabat dekatnya, ada anekdot bahwa Daeng (Pak Alwi) itu terbang kemana-mana, hanya "pergi" terus tetapi tidak mengenal kata pulang.
Itu karena banyaknya urusan dan usaha media Pak Alwi, bertebaran di banyak kota, yang harus dikunjungi.
Dan setiap kota dimana ada medianya juga dianggapnya rumah dan awak medianya adalah keluarganya.
Akan tetapi, kali ini Pak Alwi sekaligus pergi dan pulang betul mi.
Pergi meninggalkan dunia yang fana.
Pulang yang sebenar-benarnya pulang. Berpulang ke Rahmatullah.
Selamat jalan Daeng Alwi.
Terima kasih nasihat dan persahabatan kita.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.