Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

CITIZEN REPORTER

Mahasiswa Makassar Hobi Konsumsi Junk Food, Padahal Tak Sehat

Yadek menambahkan bahwa ada beberapa dampak yang bisa timbul akibat mengonsumsi junk food dalam jangka panjang.

|
Editor: Ina Maharani
THINKSTOCKPHOTOS
Aneka junk food. 

Laporan:Arul Hidayat Chiwan, mahasiswa UIN

TRIBUN-TIMUR.COM - Pemilihan junk food di kalangan mahasiswa merupakan fenomena yang kompleks dan memerlukan perhatian serius dari pihak kampus. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa dalam memilih makanan dan mempromosikan gaya hidup sehat.

Salah satu ahli gizi Universitas Negeri Makassar, Yadek K. Yasin M.Gizi, RD, menjelaskan bahwa terdapat beberapa kandungan zat yang tidak baik pada junk food.

"Junk food menurut WHO adalah makanan yang tinggi lemak, gula, dan natrium. Contohnya seperti fried chicken, burger, dan pizza. Padahal sebenarnya intinya adalah makanan yang tinggi lemak, gula, dan natrium tadi itu yang disebut junk food, walaupun ternyata makanan itu dibuat sendiri," ujar Yadek K. Yasin melalui Zoom Meeting pada Kamis, 5 Desember 2024.

Yadek menambahkan bahwa ada beberapa dampak yang bisa timbul akibat mengonsumsi junk food dalam jangka panjang.

"Dampaknya lebih mengarah ke penyakit tidak menular, seperti obesitas, penyakit jantung akibat konsumsi lemak yang tinggi, dan diabetes karena konsumsi gula berlebihan. Jika dikonsumsi terus-menerus dalam kurun waktu yang lama dan dalam jumlah banyak, bisa menyebabkan kanker," ungkap Yadek.

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), 53,6 persen remaja di Indonesia mengonsumsi junk food secara teratur (Riskesdas 2018). Selain itu, 34,3 persen remaja melaporkan peningkatan berat badan akibat konsumsi junk food, dan 71,6 persen penduduk Indonesia mengonsumsi gula melebihi rekomendasi WHO.

Yadek juga mendukung penuh program pemilihan makanan sehat bagi mahasiswa di kantin sehat.

"Peran kampus sangat penting. Salah satu dampak nyata yang bisa dilakukan kampus adalah menyediakan kantin sehat. Karena mahasiswa cenderung mencari makanan yang simpel dan instan di antara jadwal perkuliahan. Kampus bisa memberikan fasilitas kantin sehat," tambah Yadek.

Israq, salah satu mahasiswa Prodi Administrasi Kesehatan FIKK Universitas Negeri Makassar, mengungkapkan bahwa ia sering mengonsumsi junk food.

"Saya sering mengonsumsi junk food setiap hari, satu minggu penuh. Karena saya tidak punya waktu untuk memasak. Yang saya rasakan lebih ke bentuk tubuh dari segi lemak sekarang setelah mengonsumsi junk food. Sesekali saya berolahraga, walaupun hanya sekali dalam seminggu," kata Israq pada Rabu, 11 Desember 2024.

Senada dengan Israq, Ridho Gustiandi R., mahasiswa semester 7 Prodi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Makassar, menyampaikan hal serupa.

"Saya mengonsumsi junk food 2 sampai 3 kali dalam seminggu karena kepepet dan prosesnya tidak lama. Yang saya rasakan setelah mengonsumsi junk food adalah berat badan saya naik dengan cepat, dan kadang pencernaan saya tidak lancar. Menurut saya, iklan sangat berpengaruh, apalagi jika visual iklannya bagus, semakin menarik, dan sering kali timbul rasa penasaran untuk mencobanya," tutup Ridho pada Jumat, 20 Desember 2024.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved