Citiizen Reporter
Orang Tua dan Guru Athirah Terinspirasi di Seminar Pola Pikir Bertumbuh Tubagus Wahyudi
Tubagus Wahyudi mengajak para orang tua dan guru memahami menjadi pendidik sejati di rumah dan sekolah, bukan sekadar pengawas, tetapi teladan anak
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Suasana ruang mini teater SMA Islam Athirah 1 Makassar pada Jumat sore, 3 Oktober 2025 terasa hangat dan penuh semangat saat para orang tua, guru, dan tamu undangan mengikuti Seminar Inspirasi bertema “Motivasi Pola Pikir Bertumbuh dan Komunikasi Menuju Sukses Mendidik Anak.”
Kegiatan yang digelar oleh BMJ SMA Islam Athirah 1 Makassar ini menghadirkan narasumber nasional, Dr. H. Tubagus Wahyudi, ST., M.Si., MCHt., CHI., seorang motivator dan pakar pengembangan sumber daya manusia yang dikenal dengan gaya penyampaian yang hangat dan menyentuh hati.
Dalam paparannya, Dr. Tubagus Wahyudi mengajak para orang tua dan guru memahami makna menjadi pendidik sejati di rumah dan sekolah, bukan sekadar pengawas, tetapi teladan bagi anak.
Ia menekankan bahwa keberhasilan anak tidak hanya lahir dari kecerdasan akademik, melainkan juga dari lingkungan keluarga yang penuh kasih, komunikasi yang sehat, dan keteladanan dari orang tua.
“Orang tua perlu menjadi role model yang menghadirkan keteladanan, bukan tekanan. Dengan komunikasi yang hangat dan pola pikir bertumbuh, anak akan merasa aman untuk belajar dari kesalahan dan terus berkembang,” ungkap Dr. Tubagus yang disambut tepuk tangan peserta.
Ia kemudian memberikan pesan reflektif tentang pentingnya memahami peran diri dalam mendidik.
“Kuncinya adalah, kita tidak bisa jadi apa kalau kita tidak tahu apa itu apa. Misalnya, kita tidak bisa jadi guru kalau kita tidak tahu apa itu guru. Begitu pula menjadi orang tua, kita harus memahami dulu makna mendidik agar bisa menjalankan peran dengan benar,” tuturnya dengan nada tenang namun penuh makna.
Selain soal mindset, Dr. Tubagus juga menyinggung pentingnya komunikasi sehat dalam keluarga sebagai pondasi keharmonisan.
“Kehidupan ini tidak bisa dihindari. Kenapa bisa kehidupan kita kacau? Karena komunikasi kacau. Dan harus dipahami bahwa komunikasi itu ada dua yakni komunikasi sunyi dan komunikasi bunyi. Komunikasi sunyi adalah bahasa hati dan sikap, sedangkan komunikasi bunyi adalah ucapan. Jika keduanya selaras, maka keluarga akan hidup damai dan penuh pengertian,” jelasnya.
Seminar ini dihadiri oleh orang tua siswa, para guru, kepala sekolah SMP se-Kota Makassar, Kepala Departemen Sekolah Islam Athirah, Ketua BMJ SMA Islam Athirah, serta Wakil Direktur Sekolah Islam Athirah Wilayah Kajaolalido.
Dalam sambutannya, Wakil Direktur Sekolah Islam Athirah Wilayah Kajaolalido, Patris Hasanuddin, menegaskan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari cara berpikir.
“Perubahan itu dimulai dari pola pikir, karena pola pikir akan memengaruhi sikap dan perbuatan, dan akhirnya menentukan perubahan nasib,” ujarnya tegas.
Sementara itu, Kepala SMA Islam Athirah 1 Makassar, Tawakkal Kahar, S.Pd., M.Pd., menyebut kegiatan ini sebagai langkah penting memperkuat kolaborasi antara sekolah dan keluarga dalam mendidik generasi muda.
“Seminar ini menjadi ruang refleksi bagi kita semua baik guru maupun orang tua untuk terus belajar memahami kebutuhan anak dan membimbing mereka dengan penuh kasih,” tuturnya.
Ketua BMJ SMA Islam Athirah 1 Makassar, Novita, juga menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta dan kehadiran narasumber inspiratif tersebut.
Seminar Parenting
50 Paper Mahasiswa 6 Negara Dipresentasikan di ISS Batch II UMI Makassar |
![]() |
---|
Dakwah Trotoar: Seruput Kopi, Bicara Kebenaran dan Hijrah |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN UIN Alauddin di Barru Gelar Spirit Olahraga dan Agama |
![]() |
---|
95 Peserta Ikut Festival Anak Sholeh di Kampus 2 PPTQ An Nail Gowa |
![]() |
---|
Inovasi Biskuit Jantung Pisang sebagai Solusi Cegah Stunting di Kecamatan Mariso |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.