Sekretaris KBPPP Sulsel: Polisi Bisa Ungkap Kasus Penembakan Rudi S Gani
Kasus penembakan pengacara Rudi S Gani masih diselidiki. Sekretaris KBPPP Sulsel yakin polisi dapat ungkap pelaku dalam waktu dekat.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sudah 12 hari sejak peristiwa penembakan pengacara Rudi S Gani di Dusun Limpoe, Desa Pattukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Kasus tersebut belum juga terungkap.
Sejauh ini, penyidik Satreskrim Polres Bone telah memeriksa 42 saksi terkait pembunuhan yang terjadi pada penghujung tahun 2024 itu.
Selain itu, polisi juga telah menyita 12 pucuk senapan sebagai bagian dari penyelidikan.
Sekretaris Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) Sulsel, Prof Dr Ir Zakir Sabara, angkat bicara mengenai kasus yang mengguncang kampung halamannya.
"Sebagai putra daerah Lappariaja Bone dan keluarga korban, saya mendesak polisi untuk segera mengungkap kasus penembakan ini," ujar Prof Zakir kepada Tribun, Minggu (12/1/2025) siang.
Sebagai mantan Staf Ahli Kapolda Sulsel dan Guru Besar Teknik Kimia FTI UMI, Prof Zakir yakin bahwa Tim Polda Sulsel memiliki kemampuan untuk mengungkap kasus besar seperti ini.
"Saya tidak pernah meragukan kemampuan aparat kepolisian dalam mengungkap kasus, apalagi kasus kriminal seperti ini.
Sebelumnya, Polda Sulsel dan Polres Bone banyak mengungkap kasus berat yang lebih rumit dari ini," ujarnya.
Selain itu, Zakir, yang juga lahir dalam lingkungan Polri, yakin bahwa tidak ada kejahatan yang sempurna.
"Kami percaya bahwa dalam setiap kasus kriminal, pasti ada celah yang bisa dijadikan bukti untuk mengungkap pelaku," katanya.
Zakir berharap agar kasus ini tidak menimbulkan polemik atau prasangka berlebihan di masyarakat, dan meminta agar pelaku segera diungkap.
"Saya berharap Polda Sulsel dan Polres Bone segera menangkap pelaku penembakan ini dan mengungkap motifnya dengan jelas," tegasnya.
Prof Zakir juga meminta agar warga, tokoh masyarakat, agama, dan pemuda turut membantu polisi dalam mengungkap kasus ini, yang kini menjadi perhatian nasional.
Posisi Penembak Terungkap
Penyelidikan mengungkapkan posisi penembak yang diduga merupakan sniper saat menembak pengacara Rudi S Gani di Dusun Limpoe, Desa Pattukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone.
Pantauan Tribun di lokasi kejadian pada Selasa (9/1/2025) sore, terlihat garis polisi masih terpasang di sekitar bangunan yang akan dijadikan kantor hukum oleh Rudi.
Di dalam bangunan seluas 4x6 meter tersebut, Rudi ditembak saat makan malam bersama keluarganya, Selasa (31/12/2024).
Peluru kaliber 8mm yang ditembakkan dari senapan angin menembus pipi kanan Rudi dan bersarang di tulang lehernya.
Penemuan posisi peluru di tulang leher mengindikasikan bahwa pelaku menembak dari posisi lebih tinggi.
Polisi juga memasang garis polisi di pekarangan samping rumah warga yang berada di atas tebing sekitar 1-2 meter dari jalan, hanya 15-20 meter dari lokasi kejadian.
Salah seorang warga di lokasi menyebutkan bahwa ranting lengkuas yang patah ditemukan oleh polisi di area tersebut.
"Diduga penembak ada di situ karena ada ranting lengkuas yang patah saat polisi melakukan olah TKP," ujarnya.
Pelaku Diduga Berpengalaman dengan Senjata
Penyidik terus mendalami kasus penembakan terhadap Rudi S Gani, terutama setelah istri almarhum, Hj Maryam (45), memberikan kesaksian terkait ancaman yang diterima suaminya sebelum kejadian.
Ketua Tim Pencari Fakta Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Makassar, Tadjuddin Rachman, mengatakan bahwa pelaku diduga bukan orang awam dalam penggunaan senjata.
"Tentu pelaku sudah terbiasa menggunakan senjata," ujarnya saat ditemui di Mapolda Sulsel, Selasa (7/1/2025).
Selain itu, penyidik juga telah mengumpulkan bukti elektronik berupa percakapan di media sosial yang diduga berkaitan dengan kasus ini.
Tadjuddin berharap bukti tersebut dapat membantu mengungkap motif dan pelaku.
Tiga Sosok Dicurigai
Hj Maryam telah memberikan kesaksian kepada penyidik Polres Bone, yang didampingi Tim Pencari Fakta Peradi Makassar, selama lebih dari delapan jam.
Dari kesaksian tersebut, tiga sosok yang dicurigai terlibat dalam pembunuhan Rudi muncul.
Tadjuddin Rachman menyebutkan, salah satunya diduga sebagai otak di balik peristiwa tersebut, sementara dua lainnya diduga sebagai eksekutor dan pihak yang membantu.
"Ini mungkin merupakan perencanaan, dan saat ini masih dalam tahap penyelidikan," ujar Tadjuddin.
Hingga kini, penyidik telah memeriksa 18 saksi terkait insiden ini, namun pelaku dan motif masih belum terungkap.
Istri Rudi Serahkan Bukti Ancaman
Hj Maryam menyerahkan bukti berupa percakapan ancaman yang diterima suaminya sebelum peristiwa penembakan terjadi.
Bukti tersebut, yang berupa pesan WhatsApp dan postingan Facebook, telah diserahkan kepada penyidik untuk membantu penyelidikan.
"Bukti percakapan WhatsApp dan status Facebook akan digunakan untuk menelusuri jejak digital yang berkaitan dengan ancaman," jelas Tadjuddin. Maryam juga menyebutkan adanya ancaman verbal yang diterima Rudi sekitar sebulan sebelum kejadian.
Selain istri Rudi, tiga pekerja yang mengerjakan bangunan kantor hukum Rudi juga diperiksa oleh penyidik.
Dirkrimum Polda Sulsel, Kombes Pol Jamaluddin Farti, mengatakan bahwa pemeriksaan terhadap saksi-saksi ini terus dilakukan.
"Saat ini, masih banyak saksi yang diperiksa, dan kami berharap kasus ini segera terungkap," ujar Kombes Jamaluddin.(*)
Kasus Mandek Dua Bulan, Aliansi Wija to Luwu Desak Kapolda Sulsel Usut Teror Kampus Makassar |
![]() |
---|
Gugatan Rp800 M ke Polda Sulsel Dicabut, Pakar Hukum: Upaya Serupa Bisa Dilakukan Pihak Lain |
![]() |
---|
Alasan Penggugat Rp800 Milliar Polda Sulsel Mendadak Cabut Gugatan Jelang Sidang |
![]() |
---|
Mengapa Sulhardianto Agus Batal Gugat Polda Sulsel Rp800 M? Gugatan Dicabut di PN Makassar |
![]() |
---|
Bone Raih Juara II Lomba Pocil Tingkat Polda Sulsel, inI Nama dan Asal Sekolahnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.