Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kasus Mandek Dua Bulan, Aliansi Wija to Luwu Desak Kapolda Sulsel Usut Teror Kampus Makassar

Aliansi Wija to Luwu mendesak Polda Sulsel mengungkap provokator serangan teror di lima kampus besar di Makassar.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Muh Hasim Arfah
Dok Aliansi Wija to Luwu
ALIANSI WIJA TO LUWU - Aliansi Wija to Luwu menggelar aksi unjuk rasa di Mapolda Sulsel, Jumat (19/9/2025). Mereka mendesak Polda Sulsel mengungkap provokator serangan teror di lima kampus besar di Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM- Hampir dua bulan berlalu sejak serangan teror mengguncang lima kampus besar di Kota Makassar, namun hingga kini dalang provokator belum juga terungkap.

Situasi itu memicu aksi protes dari Aliansi Wija to Luwu yang mendesak Polda Sulsel segera menuntaskan kasus yang dinilai berbahaya bagi stabilitas sosial.

Peristiwa bermula pada 27 Juli 2025, ketika sekelompok orang tak dikenal (OTK) berpakaian serba hitam melakukan penyisiran ke sejumlah kampus, di antaranya Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh), Universitas Dipa Makassar (Undipa), dan Universitas Islam Makassar (UIM). Mereka membentangkan spanduk bernada provokatif yang menyasar kelompok tertentu.

Tak berhenti di situ, aksi teror juga terjadi sebelumnya, yakni pada 4 Juli 2025, saat bom molotov dilemparkan ke Asrama Putra Luwu Timur di Makassar sekitar pukul 00.10 Wita.

Dua rangkaian peristiwa ini memperkuat dugaan adanya upaya terstruktur untuk memprovokasi konflik di kalangan mahasiswa.

Namun, setelah 57 hari sejak penyisiran kampus, pihak kepolisian belum berhasil menangkap dalang utama.

Baca juga: Teror Pelemparan Mobil di Jalan Poros Bantaeng, Hidung Ibu Asal Sinjai Pecah Bayinya Luka di Mata

Kondisi inilah yang mendorong Aliansi Wija to Luwu turun ke jalan, menggelar unjuk rasa di depan Mapolda Sulsel, Jumat (19/9/2025).

“Ini masalah serius yang berpotensi berkembang menjadi konflik SARA. Polisi tidak boleh tinggal diam, harus segera tangkap semua pelaku,” tegas Jenderal Lapangan aksi, Adriansyah Putra, di tengah demonstrasi.

Adriansyah menilai, kasus ini mencerminkan kegagalan intelijen kepolisian mendeteksi potensi konflik sejak dini. Ia bahkan mendesak Kapolri untuk mengevaluasi kinerja jajaran Polda Sulsel dan Polrestabes Makassar.

Aliansi juga berjanji akan menggelar aksi berulang jika aparat tidak menunjukkan langkah konkret.

Sementara itu, Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Waliduddin, menegaskan bahwa penyelidikan masih terus berjalan.

Ia menyebut sudah ada dua orang terduga pelaku yang ditangkap di Sulawesi Tengah, dan saat ini keduanya tengah dalam proses penyidikan.

Aliansi Wija to Luwu menekankan, penegakan supremasi hukum merupakan satu-satunya jalan untuk meredam potensi konflik yang lebih besar.

Mereka mendesak kepolisian agar tidak lagi berlarut, karena publik menunggu langkah tegas dari aparat.

KKLR Sulsel-PB IPMIL Serahkan Dokumen Kronologi Kejadian

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved